Mataram
(postkotantb.com)- Ketua Panitia Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (NU) 2017,
Robikin Emhas menegaskan bahwa NU secara kelembagaan tidak akan mengurusi
politik praktis di Pilkada serentak 2017. Hal itu ditegaskan Robikin dalam
jumpa pers yang digelar beberapa saat sebelum dibukanya Munas Alim Ulama dan
Konbes NU di Mataram, NTB, Kamis, 23 November 2017.
Robikin
menjelaskan, pihaknya memandang, tidak pantas jika NU mengurusi Pilkada sebagai
bagian dari penerapan politik praktis. “Urusan politik praktis itu bukan urusan
NU,” ujarnya saat dimintai tanggapannya soal sikap NU terkait tampilnya
sejumlah kader NU di Pilkada NTB. Menurutnya, NU secara kelembagaan akan lebih
fokus mengurusi aspek-aspek yang menyangkut perbaikan di ranah kebangsaan,
perdamaian hingga ekonomi umat.
Kalaupun
ada kader NU yang tampil di Pilkada dan ingin menjaring suara kalangan
Nahdliyyin, Robikin menegaskan hal itu menjadi wilayah personal dari
masing-masing pihak. Sebab, bagaimanapun juga, sebagai warga negara mereka
memang memiliki hak politik.
“Kita
serahkan (kepada sikap) mereka secara pribadi,” tegasnya sembari menambahkan
bahwa persoalan ini juga nantinya akan diserahkan pada sikap para kyai NU.
Robikin
juga menambahkan bahwa saat ini NU telah mendorong agar warganya terus
beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang telah menjadi medan baru
dalam syiar Islam. Ia meniai, saat ini, “perang” yang terjadi adalah perang
media, yang berbasiskan teknologi digital. Karenanya, penguasaan aspek yang
satu ini dipandang cukup urgen.
“Kita
kembangkan sarana teknologi modern sebagai sarana dakwah. Intinya NU siap
menyambut era digital,” ujarnya.
Agenda
Munas Alim Ulama dan Konbes ini merupakan agenda yang digelar PBNU setiap dua
tahun sekali. Dua agenda ini menempati posisi strategis karena menjadi
mekanisme perumusan kebijakan tertinggi kedua setelah muktamar NU.
Munas
Alim Ulama akan membahas beragam isu keagamaan yang tengah mewarnai kehidupan
umat dan bangsa. Munas Alim Ulama akan terangkai dalam sejumlah agenda, yaitu
pembahasan masalah keislaman (bahtsul masail ad-diniyyah), meliputi
masalah-masalah aktual (al-waqi’iyyah), tematik (al-maudhuiyyah) dan
perundang-undangan (al-qanuniyyah).
Sementara
itu, materi Konbes NU akan membahas hal-hal yang menyangkut keorganisasian.
Materi pertama Konbes NU akan fokus membicarakan program-program NU sebagai
organisasi sosial keagamaan yang berlandaskan faham ahlussunnah wal Jama’ah.
Materi kedua lebih berfokus pada pembahasan PO (Peraturan Organisasi) yang
penyebutan resminya diistilahkan dengan Peraturan Nahdlatul Ulama. Sedangkan
materi ketiga adalah rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah sebagai
panduan dalam pengambilan kebijakan.(RZ)
0 Komentar