foto bareng, Gubernur NTB Dr.
TGH. M. Zainul Majdi bersama Praja IPDN Sumatera Barat
Mataram (postkotantb.com)-
Salah satu kunci agar aparatur pemerintah dapat berhasil menjalankan roda
pemerintahan adalah dengan menyerap nilai-nilai yang terbaik yang ada di
sekitarnya. " Menyerap nilai-nilai terbaik yang ada di sekitar masyarakat
mulai dari nilai agama, budaya dan nilai-nilai lain yang berkembang untuk kita
jadikan sebagai inspirasi untuk merumuskan program prioritas. Melaksanakan
proses pembangunan dan pembinaan masyarakat," ungkap Gubernur NTB Dr. TGH.
M. Zainul Majdi saat memberikan Kuliah Umum bertajuk Kepemimpinan dan Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik pada praja IPDN di IPDN Kampus Sumatera Barat,
Kamis (08/02/2018).
Ditambahkan pula bahwa
yang dibutuhkan sebagai birokrat pelayan publik adalah kemampuan adaptatif.
Yaitu kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang sangat cepat. Jika
terlambat berubah, zaman akan menggilas Kita, pesan gubernur. "Seorang
birokrat yang unggul adalah birokrat yang mampu menyesuaikan diri pada perubahan
yang cepat dan merumuskan kebijakan yang dibutuhkan oleh orang-orang di
sekitarnya", jelas gubernur
Kemampuan selanjutnya
yang harus dimiliki birokrat adalah pendekatan fungsional bukan pendekatan
struktural. Ketika sudah menduduki jabatan pada struktur birokasi,
perlakukan staf seperti rekan kerja yang setara. "Karena ada keinginan
dasar manusia untuk dihormati dan diberikan peran. Fungsikan bagian-bagian di
bawah anda dengan pendekatan kebersamaan dan sinergi agar maksimal menghadirkan
suatu kebijakan yang bermanfaat untuk masyarakat", ujar gubernur.
Kemampuan terakhir
yang harus dimiliki seorang birokrat adalah memiliki tradisi pemikiran dengan
perspektif jangka panjang. Salah satu jebakan dengan sistem kepemimpinan yang
sekarang kita anut ini adalah kecenderungan sebagian pemimpin untuk berfikir
jangka pendek.
"Seseorang
menjadi pemimpin pada sistem kita sekarang ini maksimal 10 tahun atau 2
periode. Jika pada periode pertama yang hanya dipikirkan adalah bagaimana ia
mengamankan investasi politiknya, maka daerah itu akan menjadi korban",
tegas gubernur.
Perspektif jangka
panjang inilah yang membuat Provinsi NTB menetapkan pariwisata dan pertanian
sebagai core bisnis. Tidak ada sedikitpun, jelas gubernur, uang hasil
pengembangan destinasi pariwisata masuk ke kas provinsi. Tapi sektor ini
terbukti di seluruh dunia sebagai sektor yang pengembangannya paling
berkelanjutan.
"Jadi ketika
menetapkan pariwisata sebagai core bisnis pada tahun 2008 lalu, saya tidak
pikir NTB 4-5 tahun yang akan datang. Tapi saya berfikir soal bagaimana NTB
pada tahun 2025. 10-15 tahun kedepan. Dan Alhamdulillah, adek-adek bisa baca di
media pada tahun 2008 400.000 wisatawan yang berkunjung ke NTB, 2017 kemarin
sudah meningkat menjadi 3,5 juta wisatawan yang berkunjung ke NTB", papar
gubernur disambut tepuk tangan ratusan praja yang mengikuti kuliah umum.
Jika kita bisa membangun perspektif jangka
panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat atau orang-perorang, kita
tidak harus menunggu selama itu untuk menikmati hasil perkembangannya. Karena
ternyata perspektif jangka panjang juga membawa kemanfaatan jangka pendek.(RZ)
0 Komentar