Oleh: TGH Zainul Majdi (TGB), Gubernur NTB
TGH Zainul Majdi memberikan kuliah subuh di Masjid Jami' Lasem |
Akhirnya kali ini saya menginjakkan kaki di Lasem, dalam rangka napak
tilas jejak silaturrahim kakeknda saya Tuan Guru Pancor, Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid, yang kerap bertemu dan saling bertukar pikiran dengan Kiai-kiai
kharismatik di kawasan Lasem Rembang Jawa Tengah di masa lalu. “Sesuatu yang
selalu disebutkan Kakek Saya tersebut, bahwa Lasem dikenal sampai ke Lombok
karena di tempat ini hidup orang-orang sholeh dan baik”
Dimulai
dengan berjumpa KH Gus Qoyyum Mansur di Ponpes An Nur, yang menjamu Saya dan
rombongan dengan sangat menyenangkan sekaligus menyediakan tempat bermalam bagi
kami.
Silaturrahim
berlanjut dengan jamaah sholat subuh di Masjid Jami' Lasem. Masjid yang
memiliki daya tampung hingga 3.500 jamaah, dan bergaya arsitektur bangunan
mengikuti perpaduan dari unsur Jawa, Cina, dan Islam.
Setelah
kuliah subuh dan berziarah makam para Kiai di dalam area masjid, silaturrahim
kami lanjutkan ke Ponpes Assholatiyah untuk bertemu KH Ahmad Attabik, yang
menyambut kami dengan penampilan Marching Band para santrinya. Kemudian ke
Ponpes Al Wahdah bersua dengan KH Afhas, dan diteruskan ke Ponpes Al Hidayat
beranjangsana dengan KH. Zaim Ahmad Ma'soem. Terakhir bersilaturrahim dengan
KH. Luthfi Thomafi, pengasuh SMK Islam Terpadu Avicenna.
Dalam
beberapa kesempatan memberikan tausiyah ke para santri dan santriwati, Saya
menyampaikan beberapa materi terkait konteks kondisi sosial keterkinian.
Terutama terkait maraknya tindak kekerasan terhadap para pemuka agama, baik
para Ulama Islam maupun pemuka agama lainnya.
Bahwasanya
kunci untuk menuntaskannya adalah penegakan hukum yang tegas, adil dan
transparan untuk membongkar semuanya lebar-lebar. Selain mempercayakannya pada
para aparat hukum sepenuhnya, kita juga wajib untuk selalu waspada dan siap
siaga menjaga keamanan serta keselamatan para Kiai dan Ulama kita. Karena jika
kita lengah dan biarkan, hanya akan membuat para pelaku senang dan bebas
mengulangi tindakannya. Sementara jika kita kukuh melawan, mereka akan jeri
melakukannya lagi.
Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT yang begitu tegas dan detail memberikan petunjuk
serta perintah dalam Al Quran terkait pentingnya orang beriman menjaga harta,
jiwa, dan kehormatan orang beriman lainnya.
"Tidak boleh
orang menakut-nakuti sesamanya, apalagi sampai membunuh dengan sengaja tanpa
alasan. Tidak boleh siapapun orangnya, setinggi apapun jabatannya, merusak
kehormatan orang lain dengan cara apapun, baik melalui ucapan maupun
perbuatan”. (***)
0 Komentar