TP4D Dan Irbansus Inspektorat NTB Saat Melakukan Monev Di Bima Dan Dompu |
Bima
(postkotantb.com)- TP4D Provinsi NTB,
dipimpin Koordinator Jaksa pada Kejaksaan Tinggi NTB, melaksanakan
monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jalan dan
jembatan pada ruas Labuan kananga- kawinda Toi Bima sepanjang 41,2 Km, Rabu
(14/2-2018). Paket jalan dan jembatan tersebut merupakan bagian dari ikhtiar
pemerintah Provinsi NTB dalam upaya membuka isolasi wilayah di kawasan lingkar
utara Kabupaten Bima dan Dompu yang meyimpan potensi ekonomi cukup besar itu.
Tiba di labuan Kananga tepat pukul 12.00
Wita, setelah menempuh perjalanan sepanjang 300 km lebih melintasi kawasan
savana doro ncanga yang sudah beraspal mulus, Tim Monev langsung mengadakan
auendensi dengan penyedia dan konsultan pengawas, Hariyanto, ST. Ditempat itu
para pekerja juga sedang lembur melakukan pengaspalan.
Kepada
Tim monev, Hariyanto menjelaskan bahwa paket jalan dan jembatan yang berada
dibawah pengawasannya, merupakan paket pola tahun jamak dan sesuai kontrak akan
berakhir oktober 2018 ini. Namun saat ini pelaksanaan pekerjaan sudah mencapai
36 persen. Ia menargetkan, pada bulan juni seluruh pekerjaan sudah klar dan
selesai 100 persen, tuturnya.
Saat
itu, Tim Monev TP4D NTB, Ely Rahmawati menghimbau kepada penyedia, khususnya
konsultan pengawas agar benar- benar melakukan pengawasan pada setiap tahapan
pekerjaan, untuk menjamin kualitasnya. Ia menegaskan, TP4D Provinsi NTB
hadir adalah untuk mengawal Ikhtiar
pemprov NTB dalam membuka isolasi kawasan di lingkar Utara Bima dan dompu ini,
tegasnya. Itulah sebabnya, TP4D hadir melakukan monev pada saat tahapan
pelaksanaan. Bukan diakhir pelaksanaan. "Kami bukan mencari-cari
kesalahan," ujar Ely.
Ditegaskannya,
TP4D Provinsi NTB terus mekakukan pengawalan dengan mengintensifkan kegiatan
monitoring pada setiap tahap pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian, ia
berharap dapat mencegah kerugian atau peyimpangan. Tetapi sebaliknya,
diharapkan hasilnya benar- benar berkualitas dan memberikan kemanfaatan nyata
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, memperkuat daya tarik investasi
dan pada gilirannya terwujudnya
ketahanan sosial, ekonomi, politik dan
hamkam yang mantap, tegas Ely.
Kawasan yang ada dilingkar utara ini memiliki ekonomi yang sangat potensial. Kawasan ini
merupakan daerah yang subur, melingkari geopark Gunung Tambora, sehingga
terbuka peluang bagi pengembangan investasi di sektor pertanian, perkebunan,
peternakan dan pariwisata. Disamping itu, di sebagian kawasan ini merupakan daerah penempatan
transmigrasi lokal asal NTB, yakni transmigran asal Lombok/bali dan Bima, juga
terdapat PT. sanggar agro yang kini
mengembangkan tanaman untuk industri minyak kayu putih. Sebelumnya,
sudah beroperasi juga pabrik gula tebu karena
disini tersedia ribuan hektar lahan yang cocok untuk pengembangan kedua
komoditi tersebut.
Sayangnya,
sebagian kawasan ini, terutama kore
-piong, kawinda Toi dan Labuan Kananga, belum tersedia akses jalan dan jembatan
secara memadai alias masih "tertutup/terisolir".
PPK
Rehab Jalan dan Jembatan paket percepatan Sampungu- Bajo; Kore-piong ; Labuan
Kananga- Kawinda Toi serta Paket peningkatan jalan Kore-Kiwu dan kore-Kiwu II, H.Irvan mengungkapkan bahwa
untuk membuka dan mengkoneksikan seluruh kawasan lingkar utara Bima dan Dompu
ini, selain rehab jalan, juga diperlukan pembangunan sekitar 46 buah jembatan.
Namun Hingga akhir tahun 2017 , kata dia Pemda NTB melalui Bidang Bina Marga
Dinas PUPR Provinsi NTB baru bisa
membangun 3 buah jembatan saja. Dan
tahun 2018 ini melaui pola tahun jamak
yang sudah dilelang tahun lalu dikerjakan 4 jembatan lagi, sehingga kedepan
masih diperlukan pembangunan 39 jembatan
lagi, ujarnya. Jika kawasan ini nantinya telah terkoneksi maka dapat
dibayangkan betapa perekonomian masyarakat akan dihidupkan. Dengan demikian,
secara bertahap kemiskinan akan diturunkan, bahkan dapat dientaskan.(RZ/Irbansus)
0 Komentar