Gubernur Paparkan Konsep Kepemimpinan Di STIAMI Jakarta |
Mataram
(postkotantb.com)- Keberhasilan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memimpin
NTB sehingga menjadi daerah yang maju dan mampu bersaing dengan daerah lain di
Indonesia, serta mampu menata pengelolaan pemerintahan yang baik, membuat
Kementerian Dalam Negeri menobatkan Gubernur sebagai kepala daerah terbaik
se-Indonesia, beberapa waktu lalu. Tentunya selama memimpin NTB, Gubernur
Alumni Al-Azhar itu memiliki pengalaman dan gagasan yang utuh tentang
kepemimpinan. Karena itu, Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu
diundang Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI di Balai Samudera, Kelapa
Gading, Jakarta, Kamis (26/4), untuk berbagai gagasan dan pengalaman terkait
konsep kepemimpinan.
Di
kampus setempat, Gubernur TGB menyampaikan orasi ilmiah bertajuk
"Kepemimpinan Nasional yang Berakhlak dan Unggul Guna Mendukung Daya Saing
Bangsa".
Di
hadapan ratusan wisudawan yang hadir, TGB menyampaikan kalau ingin membangun peradaban bangsa ke arah yang
lebih baik, maka yang diperlukan adalah Sumber Daya Alam serta Sumbar Daya
Manusia yang mumpuni.
Namun
dari dua hal itu, terdapat satu faktor penting untuk memajukan suatu peradaban,
yaitu kepemimpinan yang efektif. “Kepemimpinan yang efektif tidak kalah
pentingnya dalam menentukan maju mundurnya suatu peradaban,” Tegas Gubernur.
TGB
menegaskan kepemimpinan memiliki fungsi yang sangat penting apabila
kepemimpinan itu mampu menghadirkan satu keteladanan yang baik. Dalam konsep
Islam lanjutnya kepemimpinan ideal itu harus memiliki tiga muatan, pertama
muatan humanisasi yaitu kepemimpinan yang mampu menghadirkan dan senantiasa
mentradisikan kebaikan. Kedua, kepemimpinan yang liberatif, yaitu kepemimpinan
yang berusaha bersama-sama bekerja untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat
destruktif untuk kemanusiaan. Misalnya melawan bebaskan manusia dari
penjajahan. “Dari awal kita setting bangsa ini untuk ikut bekerja membebaskan
manusia dari hal-hal dekstruktif, seperti penjajah, ketimpangan, kezaliman atau
apapun yang merusak nilai kemanusiaan,” Jelas TGB.
Kemudian
ketiga lanjut Gubernur, semua hal-hal yang kita lakukan, termasuk dalam aspek
kepemimpinan bukan kontrak yang sekadar tanda tangan atau sumpah jabatan di
depan manusia, tapi tali kontrak kita juga kepada Allah SWT. “Apabila kualitas
kepemimpinan dapat kita bangun sama-sama, maka saya yakin ke depan bangsa kita
akan mampu lewati tantangan apapun,” optmis TGB.
Menurut
Gubernur, pembicaraan kepemimpinan memiliki tempat yang penting dalam suatu
peradaban. Salah satu sumber kearifan kita dalam berbangsa ialah beragama.
Sebagai muslim ketika buka Al-Qur’an, bahwa salah satu sentrum perhatian yang
dibahas panjang lebar dalam Alquran ialah manusia dalam dimensi kepemimpinan.
Ada
ayat yang sangat terkenal yakni Ayatul Khilafah, ketika Allah sampaikan seluruh
makhluknya tetapkan manusia sebagai khalifah atau pemimpin dalam kehidupan
dunia, dia diberikan tugas oleh Allah untuk mengganti Allah dalam dunia ini
bagaimana memajukan, memakmurkan dengan nilai-nilai mulia, yaitu dirangkum
dalam Asmaul Husna.
“Maka
kepemimpinan seseorang dalam kehidupan ini tergantung sejauh mana dia mampu
mengaplikasikan kemuliaan-kemuliaan yang ada di Asmaul Husna,” Ungkap TGB
seraya menyontohkan sifat Ar-rahman dan Ar-rahiim, yang memberikan pesan bahwa kepemimpinan
harus penuh dengan nilai-kasih sayang.(RZ)
0 Komentar