Lombok Tengah (postkotantb.com)- Haji
Bambang Kristiono ( HBK ) adalah sosok yang dikenal sebagai orang dekat Prabowo
Subianto, lahir sebagai prajurit yang orang tuanya adalah seorang
petani. Terkait tekadnya menjadikan Lombok sebagai lumbung pangan nasional,
dalam percakapan dengan media HBK mengungkapkan strateginya menuju lumbung
pangan nasional, Rabu (3/10).
HBK menjelaskan panjang lebar tentang intensifikasi
maupun ekstensifikasi pengolahan lahan pertanian. Di Lombok, penting melakukan
usaha peningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada.
HBK pernah bicara dengan pengusaha luar negeri yang
menawarkan bibit unggul mangga. Lahan yang dibutuhkan di Lombok cukup luas,
puluhan ribu hektar lahan.
"Ini mangga bibit unggul, usia tanamnya lebih
singkat. Dalam usia tanam 2 tahun sudah bisa panen. Ini salah satu contoh cara intensifikasi
pengolahan lahan," jelasnya.
Dalam penanaman mangga varietas unggul tersebut tiap
hektar lahan butuh delapan tenaga kerja. HBK melanjutkan, jika proyek ini
terlaksana maka dibutuhkan lahan kurang produktif 5 ribu hektar ditanami
mangga. "Bisa dibayangkan berapa tenaga kerja lokal bisa
terserap. Dampak ikutan lainnya perputaran ekonomi dikawasan tersebut akan
tumbuh pesat," tambahnya.
Lebih lanjut, selain pemilihan bibit varietas unggul,
intensifikasi juga mencakup pengolahan tanah yang baik, mengatur perbaikan
irigasi, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Tentu hal ini
perlu diajarkan kepada para petani.
"Tapi jangan dilupakan, yang tak kalah pentingnya
adalah penanganan pasca panen, dan soal pemasaran hasil pertanian," ujarnya.
HBK sambil menambahkan, Lombok pernah berhasil
meningkatkan panen padi dengan sistem Gogo Rancah pertengahan dekade 80 an.
Karena itu, sekarang pun Lombok perlu memanfaatkan hasil-hasil riset pertanian
yang menemukan bibit unggul untuk memperpendek masa panen dan meningkatkan
hasil.
HBK juga sempat menyinggung kangkung Lombok yang perlu
terus dikembangkan hasilnya. TapI itu butuh goodwill pemda, lahan-lahan produktif
jangan dihabiskan untuk pembangunan kompleks perumahan.
Dalam perbincangan itu, HBK mengapresiasi apa yang telah
dilakukan Gubernur NTB Dr Zulkifliemansyah, di kaki Bukit Olat Maras yang
tadinya tandus dan gersang ditanami Kurma, Zaitun dan Tin.
"Suatu terobosan luar biasa, kalau diprediksi tiga
tahun ke depan, Kabupaten Sumbawa memiliki kebun Kurma yang berbuah ranum, juga
memiliki kebun Zaitun dan Tin yang berbuah lebat," tegasnya.
Dikatakannya, inovasi yang memanfaatkan riset dan
teknologi pertanian ini harus dimulai. Kalau pertanian digarap degan serius
pasti berhasil, dan itu akan memakmurkan masyarakat NTB.
"Ini contoh ekstensifikasi pertanian. Lahan kering,
lahan yang semula tidak produktif diubah jadi lahan yang menghasilkan. Selama
ini, lahan produktif justru dihabiskan untuk perumahan," ujar HBK.
Hampir dua tahun ini, HBK kerap bolak-balik ke Pulau
Lombok untuk melaksanakan konsolidasi internal, dan penguatan di DPD Partai
Gerindra NTB. Waktu senggangnya banyak dimanfaatkan untuk keliling turun
kebawah, menyapa kader-kader partai yang bersentuhan langsung dengan masyarakat
sambil melihat potensi-potensi unggulan apa saja yang bisa dikembangkan daerah
ini.
HBK sangat percaya, sektor pertanian bisa menjadi
jalan keluar bagi kesulitan masyarakat Lombok yang baru saja terkena gempa. (Eka)
0 Komentar