Breaking News

Datu Diding: Pengembangan Ekonomi Kreatif Mampu Tekan Angka Pengangguran


Datu Diding optimis pengembangan usaha kreatif mampu tekan angka pengangguran
Mataram (postkotantb.com)- Angka pengangguran dan kemiskinan di NTB masih menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai di tuntaskan. Data BPS pada bulan Mei 2018 menyebut Jumlah Angkatan Kerja NTB pada Februari 2018 sebanyak 2.459.021 orang. Jumlah ini meningkat 62.852 orang dibandingkan Agustus 2017 dan turun 61.653 orang dibanding Februari 2017.

Penduduk yang bekerja pada Februari 2018 sebanyak 2.375.811 orang. Jumlah ini naik 59.091 orang dibanding keadaan semester lalu dan berkurang 47.639 orang dibanding keadaan setahun yang lalu.

Saat ini, jumlah pengangguran di NTB sebanyak 83.210 orang. Ini mengalami kenaikan sebanyak 3.761 orang dibanding semester lalu dan berkurang 14.014 orang dibanding setahun lalu.

Sejalan dengan turunnya jumlah Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan. TPAK pada Februari 2018 tercatat 69,83 persen, naik 1,34 poin dibanding semester lalu dan turun 2,79 poin dibanding setahun lalu.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, TPT bagi lulusan diploma berada pada urutan paling tinggi sebesar 7,55 persen. Kemudian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 5,83 persen.

Menurut mantan anggota DPRD Kota Mataram yang kini mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Provinsi NTB Daerah Pemilihan (Dapil) Lombok Barat-KLU dari partai Nasdem, Datu Rahdin Jayawangsa mengatakan salah satu upaya yang bisa di lakukan pemerintah menekan angka pengangguran adalah dengan mengembangkan ekonomi kreatif.

Menurutnya prospek ekonomi kreatif kedepannya terbuka lebar. Meski ekonomi di daerah belum pulih paska di guncang gempa dan masih lesunya pariwisata namun ekonomi kreatif mempunyai masa depan yang cerah.

Iapun membayangkan bila dana aspirasi dewan di manfaat pada pengembangan ekonomi kreatif maka tercipta lapangan pekerjaan dan otomatis mengurangi jumlah pengangguran. Secara matematis Datu Diding demikian sapaan akrabnya menghitung dengan jumlah dana aspirasi per anggota dewan mencapai 3-3,5 Milyar rupiah, maka akan terbentuk ratusan usaha kerakyatan. Dan bila setiap kelompok mendapatkan bantuan minimal 20 juta maka roda ekonomi akan berjalan.

"Jadi kita bayangkan saja, setiap anggota dewan memiliki dana aspirasi 3 milyar, maka masing masing anggota dewan mempunyai 15 milyar selama lima tahun dari dana tersebut di berikan 20 juta untuk modal usaha masing masing kelompok multi player efek nya akan langsung terasa, tetapi tidak bisa di lepas begitu saja, harus ada pendampingan sehingga usahanya benar benar berjalan," ungkapnya.

Datu Diding juga mengkritisi dana aspirasi dewan sebagian besar di alokasikan untuk pembangunan fisik. Ia menyatakan pembangunan fisik harus di imbangi juga dengan bantuan kepada masyarakat melalui pengembangan usaha atau atau permodalan.

"Sebagian besar (dana aspirasi red) larinya ke fisik, terus mengabaikan pengembangan usaha, ini tidak bisa hanya satu arah harus bisa beriringan," pungkasnya.

Kelak bila dirinya mampu duduk di Udayanan, Datu Diding tegas menyatakan akan membuat program pengembangan ekonomi kreatif. Terlebih KLU sendiri menjadi salah satu daerah pilot projek pengentasan kemiskinan di NTB.(RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close