Breaking News

Latih Anak Siaga Bencana, Kemendikbud Launching Aplikasi SIM Monev SPAB


Gandeng Startup lokal Kemendikbud luncurkan aplikasi siaga bencana bagi usia dini
Mataram (postkotantb.com)-Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan akan terjadinya bencana. Di tahun 2018 sejumlah bencana terjadi, salah satunya gempa bumi yang mengguncang Nusa Tenggara Barat. Gempa tersebut mengakibatkan kerugian secara material dan non material. Ratusan korban jiwa dan ribuan bangunan rusak. 

Banyaknya korban jiwa disebabkan karena belum adanya pengetahuan mitigasi bencana dari masyarakat. Hal ini mendasari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan membuat program Satuan Pendidikan Aman Bencana. “Generasi muda harus disiapkan untuk siaga menghadapi bencana, melalui integrasi dengan pendidikan,” tegas Direktorat Pembinaan PKLK Kemendikbud RI, Jamjam Muzaki. 

Sejalan dengan hal itu, Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah yang hadir membuka acara mengharapkan adanya upaya pengurangan resiko bencana mencapai sasaran yang lebih luas dan dapat dikenalkan sejak dini kepada seluruh peserta didik. 

“Misalnya dengan mengintegrasikan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler, dan lain sebagainya,” harapnya.

Sistem Informasi Monev SPAM (SIM SPAB) adalah satu sistem terpadu untuk membantu proses monitoring dan evaluasi. Berdasarkan kebutuhan tersebut Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Lumbung Inovasi dan Yayasan Pemandu Etika mengembangkan SIM SPAB (Sistem Informasi Monev SPAB). 

Untuk dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi peningkatan ketangguhan sekolah terhadap bencana dan perencanaan lebih baik pada pemerintah daerah maupun pihak-pihak yang harus berperan aktif dalam perencanaan dan penanggulangan bencana bidang pendidikan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah memastikan kesiapan satuan pendidikan untuk menghadapi bencana. Untuk memastikan hal tersebut maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, agar standar yang diharapkan keselamatan, kesiapsiagaan dan hal-hal penting dalam menghadapi bencana telah dilakukan.

Sistem ini diharapkan dapat digunakan berbagai pihak, terutama pemerintah untuk memantau secara mudah untuk persiapan, kebutuhan dan kekurangan yang perlu bersama diperkuat. Sistem tersebut nantinya tentu akan mempermudah setiap pimpinan daearah memantau secara real-time kegiatan penerapan dan penguatan sekolah untuk menghadapi bencana.

Untuk memastikan terlaksana disusun roadmaps dan modul SPAB yang berisi panduan dan hal perlu diperhatikan setiap sekolah agar sekolah aman dan siap menghadapi bencana perlu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara cepat dan tepat untuk mengetahui penerapan, penerapan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. 

Kendati telah memiliki mekanisme monitoring dan evaluasi, proses pengolahaan dan kecepatan pengumpulan data masih lama dan membutuhkan waktu. Untuk itu perlu system yang memudahakan dalam melakukan monitoring dan evalusi. Salah satunya dengan adanya aplikasi berbasis mobile phone yang dapat digunakan monitoring dan evaluasi. Dengan adanya sistem tersebut tentu akan memudahkan dalam monev program SPAB.

 “Dengan SIM SPAB ini, nantinya akan memberikan gambaran secara detail dan real-time keterlaksanaan dan kesiapan dari semua jenjang untuk menghadapi bencana”, ungkap Lalu Lian CEO Lumbung Inovasi Kolaborator Kemendikbud.

Aplikasi SIM SPAB memiliki kelebihan adalah terhubung dan dapat melakukan pertukaran data untuk instansi yang telah memiliki sistem dan ingin memanfaatkan data. Ada dua jneis aplikais yang dikembangkan, untuk pencatatan dengan kelebihan dapat digunakan tanpa ada koneksi internet adalah dalam bentuk versi Android. Sedangkan untuk analisis data secara otomatis dapat menggunakan versi website.

“Kami menerapkan Automatic Analisis Data, karena masalah selama ini data yang dikumpulkan sangat lama di analisis karena masih dilakukan secara manual”, ungkap Lian.

Kedepannya, sistem ini nantinya akan dikembangkan untuk dapat memfasilitasi semua pihak yang secara aktif untuk mempersiapkan satuan pendidikan untuk menghadapi bencana, ditingkat pemerintah ataupun diluar pemerintah. (RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close