Breaking News

RTP In Fashion 2019 Dihelat Meriah


Lombok Tengah (postkotantb.com)- Ruang Terbuka Publik (RTP) In Fashion 2019 yang diselenggarakan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Lombok Tengah dan Komunitas Rue Rase Project, Sabtu (4/5) berlangsung meriah.

Bertempat di Alun-Alun Tastura, acara tersebut dihadiri Ketua Dekranas Lombok Tengah, Baiq Irma Budiani Suhaili, para pengurus Gabungan Organisasi Wanita (GOW), para kepala dinas, seniman dan budayawan.

Acara diawali dengan pembacaan lontar. Dilanjutkan dengan pertunjukan tari. Di akhir acara digelar fashion show yang menampilkan pakaian dan aneka kain tenun khas Lombok Tengah. Satu persatu model tampil dengan berbagai motif kain tenun khas Lombok Tengah.

Dalam sambutannya, Baiq Irma Budani Suhaili mengatakan, RTP Alun-Alun Tastura merupakan salah satu persembahan terbaik pemerintah untuk masyarakat Lombok Tengah. Keberadaannya semakin diminati sebagai alternatif wisata kota. Yang paling disyukuri, RTP ini menjadi tempat tumbuh kembangnya komunitas-komunitas kreatif Lombok Tengah. Salah satunya Komunitas Rue Rase Project yang sangat kreatif dan dapat secara optimal memantaatkannya mengekspektasikan ide-ide briliannya seperti RTP In Fashion yang diselenggarakan saat ini.

Dikatakan Baiq Irma, kegiatan ini harus mendapat dukungan penuh oleh semua pihak. Karena selain mempertunjukkan seni, juga dapat mengangkat industri kain tenun di Lombok Tengah. “Kami berharap hal serupa juga bisa diikuti oleh komunitas-komunitas lainnya,” tutup Baiq Irma.

Sementara itu, Ketua Komunitas Rue Rase Project, Lalu Teguh, berharapa melalui kegiatan tersebut kain songket Lombok Tengah lebih dikenal masyarakat luas, khususnya kaum milenial.

Dikatakan Teguh, songket atau kain tenun Lombok kaya akan motif. Mulai dari motif Subahnale, Keker, Wayang, Bintang Remawe, Pucuk Rebung dan motif menarik lainnya. Namun kain tenun khas Lombok Tengah seakan tenggelam akibat kurangnya promosi. Sehingga banyak masyarakat khususnya kaum milenial tidak mengenal motif tersebut. Akibat ketidaktahuannya itu, dalam kegiatan budaya seperti nyongkolan masih banyak yang menggunakan kain songket dari daerah lain.

“Kami ingin mengembalikan cara berpakaian adat kita sesuai pakem. Yakni menggunakan kain tenun khas Lombok,” kata Teguh.

Untuk itu pihaknya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan sebagai ajang promosi. Dengan harapan kain tenun khas Lombok Tengah semakin dikenal luas dan menjadi daya tarik pariwisata. (Said/Adv)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close