Breaking News

Mengenang 21 Bulan Era Pemerintahan Gusdur, Sukses Di Sektor Ekonomi Terkenal Sebagai Tokoh Pluralis



Mataram (postkotantb.com)- Kiprah Kyai Abdurahman Wahid yang lebih di kenal dengan nama Gus Dur dalam membangun Indonesia masih menjadi topik pembicaraan di berbagai forum diskusi. Keberhasilan Gusdur selama menjadi presiden khususnya di sektor ekonomi dan keberagaman bermasyarakat menjadi acuan pluralisme di zaman sekarang.

Keberhasilan Gusdur juga menjadi pembahasan utama dalam diskusi publik dengan mengambil tema belajar dari model ekonomi Gusdur yang di gelar oleh West Nusa Tenggara Development Center (WNTDC), Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), PKC PMII NTB, dan M 16,. Dalam diskusi ini hadir Yenny Wahid sebagai keynote speaker, Gede Chandra dari Lembaga Survey Perjuangan menjadi pembicara dan Dr. Ir H. Anas Zaini M.sc.

Direktur M 16 Bambang Mei "Didu" dalam pengantar diskusi publik mengemukakan bahwa diskusi ini dihajatkan untuk mengingat kembali kesuksesan Presiden Gusdur terutama dalam membangkitkan perekonomian bangsa yang saat itu terpuruk akibat peralihan kekuasaan.

Gede Chandra menjelaskan diskusi publik ini mengupas tentang keberhasilan sistem ekonomi selama pemerintahan Gusdur. Beberapa catatan keberhasilan Gusdur menunjukan tim ekonomi yang di pilih Gusdur mempunyai kapasitas yang mumpuni. Beberapa catatan keberhasilan di sektor ekonomi yang menjadi pembahasan diantaranya reformasi di tubuh Bulog. Pada era Gusdur terjadi mutasi besar-besaran di tubuh Bulog, kondisi bulog yang selalu merugi dan tidak sehat membuat Gusdur melakukan mutasi dan memberhentikan sejumlah pejabat Bulog. PT Dirgantara Indonesia menjadi nama anyar pada era Gusdur. Sebelumnya PT DI masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada tahun 1998, kondisi carut marut dan terjadi kerugian sejak di ambil alih tim ekonomi Gusdur dan berganti nama secara perlahan memperlihatkan kinerja membaik, bahkan mencatatkan keberhasilan penjualan sebesar 1,4 triliun, jumlah ini nyaris mencapai tiga kali lipat dari penjualan sebelum di ambil alih tim ekonomi Gusdur.

Begitu juga dengan PT PLN, sektor properti dan usaha kecil menengah (UKM) dan usaha tani. Di pimpin tim ekonomi Rizal Ramli pada saat itu, reformasi dan perbaikan gencar di lakukan bahkan sektor properti yang menjadi penyangga ekonomi karena terkait dengan 100 jenis industri mampu di bangkitkan kembali pasca terpuruk krisis ekonomi. Kebijakan Gusdur meluncurkan kebijakan restrukturisasi utang bagi ppara pengembang properti menjadi angin segar bangkitnya kembali sektor ini.

Yenny Wahid selain menyoroti kinerja tim ekonomi juga menegaskan kembali label tokoh pluralis yang di sematkan ke Gusdur. Menurut Yenny Gusdur bukanlah sosok yang membela kaum minoritas seperti yang di dengungkan selama ini. Yenny menegaskan Gusdur lebih tepat di sebut sebagai pembela kaum yang tertindas. Ia mengatakan kaum lemah dan tertindas tidak hanya dari suku minoritas bahkan dari suku mayoritaspun banyak yang tertindas di era tersebut.
“jadi saya tegaskan, Gusdur bukanlah pembela kaum minoritas, tetapi Gusdur membela kaum lemah dan tertindas, baik itu minoritas ataupun mayoritas apabila tertindas akan di bela.” Paparnya.


Yenny menjelaskan setelah era reformasi bergulir terjadi perlakuan yang tidak seimbang terhadap kaum minoritas. Beranjak dari perlakuan yang di anggap tidak adil inilah yang membuat Gusdur tergerak untuk membela dan membantu kaum minoriitas.(RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close