Breaking News

Tekan Angka Kemiskinan Pemkab Lobar Maksimalkan Usaha Garam Rakyat

DKP Lobar akan maksimalkan potensi usaha garam rakyat untuk mengurangi angka kemiskinan di Lobar
Lombok Barat (postkotantb.com)- Dengan kondisi kewilayahan di bidang kelautan yang cukup menguntungkan, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat ingin memaksimalkan potensi alam yang dimilikinya. 

Tidak hanya dengan potensi ikan, rumput laut, pariwisata pantai dan alam bawah laut yang sudah digarap optimal dalam 4 tahun terakhir,  potensi garam yang dikelola langsung oleh masyarakat juga sudah mulai digarap. 

"Di beberapa titik lokasi di dua kecamatan, pengolahan garam sudah ada dan menjadi mata pencaharian masyarakat. Sayang sebagiannya karena masih tradisional, belum mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)  Lombok Barat, H. Subandi seusai mendampingi timnya melakukan study lapang di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan Jawa Timur, Kamis (20/12).

Untuk itu pihaknya mengaku telah memberdayakan para petambak garam tradisional dalam wadah kelompok di mana Pemerintah Kabupaten Lombok Barat membina mereka dalam wadah program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar).

"Saat ini kita baru membina 2 kelompok petambak garam yang sudah menggunakan geoisolator. Sisanya 31 kelompok masih menggunakan sistem rebus," tutur Subandi.

Dalam 2 kelompok geoisolator terdapat 48 petambak aktif, sedangkan untuk petambak rebus  sedikitnya sebanyak 91 orang dan tersebar di 5 desa. Angka tersebut, menurut Subandi, belum termasuk pemilik lahan. Mereka sangat bergantung pada produksi dan penjualan untuk menunjang perekonomian mereka.

"Saat ini semua petambak garam itu telah dibantu Pemerintah Daerah. Kita bantu mereka dalam control quality agar sesuai dengan SNI dan Kesehatan, lalu memfasilitasi mereka untuk penjualannya," pungkas Subandi seraya menyebutkan produksi garam tahun 2017 baru mencapai 298,75 ton. Sedangkai untuk 2018 ini, sampai minggu ke-2 bulan Desember sudah meningkat menjadi 304,34 ton. 

Salah seorang petambak garam dari Dusun Madak Desa Cendi Manik Sekotong, Mahyudin, di tempat terpisah mengaku sangat terbantu dengan pendampingan dari Pemerintah Daerah.

"Saya bersama 10 orang menambak dengan sistem geoisolator. Saat produksi kemaren, kami bisa memperoleh 600 karung garam dengan harga jual 125.000/ karung," tutur Mahyudin. 

Pria yang mengelola paling sedikit 5 hektar lahan ini mengaku, bisa membagi keuntungan sampai 5 juta per kepala kepada anggota kelompoknya dalan satu kali penjualan.

Kondisi potensial tersebut membuat DKP Lombok Barat semakin bersemangat memperluas lahan binaan untuk tambak garam tersebut. 

"Tahun ini kita akan tambah 25 hektar dari 250 hektar dalam hasil kajian. Mungkin kita akan konsentrasikan dulu di Dusun Bengkang Buwun Mas," aku Subandi seraya menyebutkan total lahan untuk garam rakyat sampai tahun ini baru mencapai 325 hektar.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lombok Barat, H. Baehaqi di tempat terpisah menegaskan, 

"Pugar ini akan mampu mengurangi paling sedikit 350 Kepala Keluarga dari garis kemiskinan. Kita tidak hanya membantu produksi dan brandingnya, tapi penjualannya. Kita sudah membuat Perbup agar ASN membeli garam mereka. Saat ini kita malah tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar tersebut," tutur Baehaqi panjang lebar.(RZ) 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close