Lombok Barat (postkotantb.com)- Kepala Dinas Pariwisata
Lombok Barat H. Saiful Ahkam beserta jajarannya meninjau tiga objek wisata yang
sedang bersiap membuka diri menuju transisi kenormalan baru, Sabtu (13/5).
Di kesempatan pertama, Kawasan Pantai Cemara Lembar
Selatan menjadi sasaran tinjauan. Di situ, Ahkam ditemui oleh Kepala Dusun
Cemara dan Pegiat Pariwisata Cemara, Mus'ab.
"Sekarang sepi. Kalaupun hari ini nampak ada
pengunjung, mereka itu rombongan yang mau ziarah ke Makam Keramat," ujar Kepala
Dusun Cemara.
Di kesempatan terpisah, pegiat wisata Pantai Cemara
Mus'ab menuturkan pihaknya saat ini mengisi waktu dengan kembali mencari ikan
ke laut.
"Karena pariwisata sedang tutup, warga kembali ke
profesi mereka yang lama," tutur Mus'ab yang mengaku saat ini sedang
bekerja sama dengan pihak lain untuk program pemberdayaan masyarakat.
Dalam kunjungan berikut, jajaran Dinas Pariwisata Lombok
Barat mendampingi Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memgunjungi Desa Mareje
Timur. Mereka meninjau pembangunan Embung Telaga Pandan Wangi yang terletak di
perbukitan Dusun Lendang Damai, Desa Mareje Timur (Maritim) Kecamatan Lembar.
Menurut Fauzan, embung yang mampu menjadi tadah hujan
dan menampung kurang lebih sembilan juta kubik air ini akan memberi manfaat
untuk irigasi pertanian, pengembangan
pariwisata, dan pelestarian sumber daya lahan dan air.
"Bendungan ini selain sebagai pemasok irigasi
pertanian, juga kita akan kembangkan sebagai kawasan agrowisata," kata
Fauzan.
Proyek yang seluruhnya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Pertamina (Persero) dan bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani konon
menghabiskan biaya sekitar 5 milyar
lebih. Areal yang seluruhnya kurang lebih satu hektar itu dipastikan untuk
memenuhi kebutuhan pengembangan tanaman holtikultura yang luasnya dua puluh
lima hektar.
Kepala Desa Mareje Timur H. M. Hadran Pahrizal bersyukur
dengan adanya embung ini dan memiliki impian menjadikannya sebagai destinasi
wisata.
"Di lokasi embung ini juga kita akan tanami tanaman
holtikultura seperti buah kelengkeng, matoa, durian dan manggis. Kita dibina
sampai berbuah. Kelebihan lokasi embung ini adalah view-nya yang menghadirkan
panorama perbukitan dan laut dari kejauhan,
sehingga bisa dijual sebagai salah satu destinasi wisata," ujar
Hadran optimis.
Usai ke Mareje Timur, Rombongan Dinas Pariwisata yang
kemudian berpisah dengan rombongan Bupati beralih meninjau spot mangrove
Tanjung Batu Sekotong.
Destinasi baru yang lagi naik daun itu ditinjau karena
sudah ramai dikunjungi kendati pembukaan tempat wisata secara resmi belum
dilakukan.
Di spot wisata yang dibangun dua tahun dari APBDES
Sekotong Tengah senilai lebih kurang tujuh ratus juta, tim Dinas Pariwisata
menemukan banyak pengunjung. Tampaknya spot wisata dengan boardwalk kayu dan
banyak ornamen kreatif ini banyak memancing minat pengunjung untuk
berfoto-foto. Kata Kepala Desa Sekotong Tengah, Lalu Sarapuddin, BUMDES yang
mengelola tempat tersebut bisa meraup lebih dari sejuta rupiah setiap hari
hanya dari bea masuk.
"Kami hanya mematok biaya masuk Rp. 3000 yang
dikelola Bumdes. Kalau lagi ramai, bisa lebih. Tempat ini juga ramai kalau
malam hari oleh warga sekitar," tutur Lalu Sarapuddin yang masih akan
membangun beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Terkait dengan persiapan menuju kenormalan baru, baik
Kepala Dusun Cemare, Kepala Desa Mareje Timur maupun Kepala Desa Sekotong
Tengah, mengaku siap dengan kenormalan baru.
"Di sini kita siapkan tempat cuci tangan dan sabun,
bahkan jika pengunjung lupa bawa masker, sudah ada yang menjual di pintu
masuk," kata Lalu Sarapuddin. (Eka)
Social Footer