Breaking News

Impian Nurdin Ranggabarani Menghidupkan Kembali Bandar Udara Lunyuk

Lokasi Bandar Udara Lunyuk yang di tunjukan oleh Google Maps
Kabupaten Sumbawa (postkotantb.com)- Potensi Kabupaten Sumbawa yang melimpah membutuhkan aksesibilitas yang refresentatif agar komoditi di daerah ini bisa ditingkatkan nilai jualnya serta perputaran ekonomi juga semakin baik.

Selain Pelabuhan Alas dan Bandar udara Sultan Muhammad Kaharudin III, terdapat satu akses yang berada di wilayah Lunyuk yakni Bandar Udara Perintis Lunyuk.

Calon Bupati Sumbawa Nurdin Ranggabarani yang berkunjung ke Lunyuk Senin (7/9) berharap bandar udara ini dapat hidup dan di operasionalkan lagi.

Menurut Nurdin Bila bandara ini dapat dihidupkan, akan mempersingkat waktu tempuh antara Lunyuk-Sumbawa Besar yang bila melalui jalur darat menempuh waktu 3 jam menjadi 30 menit, dan jarak antara Lunyuk-BIL yang butuh waktu lewat darat antara 8 hingga 9 jam menjadi cuma 1 jam penerbangan.

Lebih lanjut Nurdin mengatakan Kecamatan Lunyuk dengan potensi yang dimilikinya, seperti sumberdaya alam, hasil bumi, pertanian, perkebunan, perikanan kelautan dan peternakan serta beberapa destinasi wisata menarik, baik panorama alam daratan dan pantai, memerlukan jenis transportasi udara yang dapat memperpendek jarak dan mempersingkat waktu.


"Efektifitas dan efesiensi menjadi daya tarik bagi para investor dan wisatawan untuk berkunjung maupun berinvestasi. Bila bandara perintis ini dapat dihidupkan, maka dapat mempercepat pergerakan orang, angkutan barang dan jasa, guna percepatan akses pembangunan perekonomian wilayah selatan Kabupaten Sumbawa," paparnya.

Bandar udara perintis Lunyuk merupakan bandar udara yang memiliki landasan pacu (run way) sepanjang 850 meter x 45 meter ini, terletak di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Bandara Lunyuk terdaftar di asosiasi transportasi udara internasional atau International Air Transport Association (IATA) dg Kode LYK dan juga terdaftar di organisasi penerbangan sipil internasional atau International Civil Aviation Organization (ICAO) sebuah lembaga  penerbangan sipil di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dg Kode : WADU.

Bandara sipil ini dapat didarati oleh pesawat berbaling jenis Cassa 212 atau pesawat sejenis lainnya.

Nurdin Berharap suatu saat bandar udara ini dapat hidup dan di operasionalkan kembali. "Semoga suatu saat, akses transportasi udara ini wilayah selatan ini dapat kita hidupkan dan kita kembangkan di masa yang akan datang," pungkasnya.(RZ)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close