![]() |
Foto: Syafrin Salam |
Mataram (postkotantb.com)- usai melaksanakan ritual dan spiritual Hari Raya Nyepi 2022 yang jatuh awal Bulan Maret lalu, umat hindu se-Kota Mataram, kembali merayakan Dharma Shanti dengan dipusatkan di aula Taman Mayura, Cakranegara, Kota Mataram, Minggu (27/03/2022).
Dharma Shanti yang diselenggarakan pihak Pinandita Sanggrahan Nusantara (PSN) Koordinator Daerah (Korda) Kota Mataram, merupakan puncak dari Hari Raya Nyepi 2022. Dengan mengusung tema, 'Melalui Dharma Shanti, Kita wujudkan Tri Hita Karana, melalui Tri Hita Parisuda, Demi Keselamatan Umat dan Semesta Alam'.
Turut hadir dalam acara ini, Pinandita Guru Mangku Gede Wenten, beserta para pemangku lainnya, Pelingsir Puri Pamotan, Anak Agung (A.A) Made Jelantik Bahariangwangsa, serta Ketua Majelis Agung Windu Sesukertaning Jagad, I Gede Gunawan Wibisana.
Dalam sambutannya, Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, diwakili Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM, Sudirman, menyampaikan, momentum Dharma Shanti, menjadi lembaran bahwa seberat apapun masalah yang dihadapi, masyarakat secara umum tetap memiliki determinasi.
Selain itu, lanjut Sudirman, Kota Mataram memiliki komposisi yang heterogen. Hal tersebut, dapat dijadikan kekuatan umat. Sehingga sangat diharapkan sumbangsih pemikiran, wacana dan implementasi dari seluruh pihak untuk menjaga serta mengharmonisasikan keberagaman tersebut, menjadi kerukunan antar umat.
Ia pun berharap, bahwa setiap rangkaian Hari Raya Nyepi tahun ini, dapat meningkatkan strata keimanan dan bhakti atau ketakwaan umat Hindu, Sebagai perwujudan Dharma Agama dan Dharma Negara. "Serta merajut keberagaman dan kebersamaan antar masyarakat, melalui kehidupan beragama yang moderat," harapnya.
Sementara itu, Pelingsir Puri Pamotan, AA. Made Jelantik Bahariangwangsa, mengatakan, Dharma Shanti ini pada dasarnya merupakan Simakrama (silaturahmi,red), dalam rangka menjaga harmonisasi antar umat. Karenanya, ia mengingatkan agar Umat Hindu untuk tetap Mulat Sarire (refleksi diri).
"Khususnya masyarakat Hindu yang berada di Kota Mataram," ujarnya.
Adanya peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu, Diakui AA. Made Jelantik, tidak mempengaruhi ketentraman umat Hindu, dalam artian, tetap harmonis. Namun demikian, Ia pun berpesan agar seluruh pihak dapat menyelesaikan setiap hal dengan cara duduk bersama, terlebih yang menyentuh keumatan ke depannya.
"Justru Kami hanya ingin masyarakat umat Hindu, maupun umat lain, bisa duduk berdampingan, duduk bersama, dan menciptakan hubungan yang baik," pesannya.
Senada disampaikan Pinandita Guru Mangku Gede Wenten. Pada hakekatnya, jelas Gede Wenten, perayaan Dharma Shanti mengandung makna saling memaafkan. Karenanya ia mengajak seluruh pihak, terutama umat Hindu agar mempertahankan kerukunan dan mengedepankan sikap toleransi.
"Terlebih dengan adanya pencanangan toleransi dari pemerintah pusat melalui Kementerian Agama (Kemenag,red), khususnya di Kota Mataram," imbuhnya.
Cerminan Diri
Sebelumnya, Ketua PSN Korda Kota Mataram, Pinandita Jero Gede Susilo, menyampaikan apresiasi serta ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu terselenggaranya perayaan tersebut. Disebutkan bahwa Dharma Shanti dapat diibaratkan sebagai cermin kehidupan manusia.
Kendati berbeda istilah dan bahasa serta cara, umat muslim dan hindu memiliki tujuan yang satu. Sehingga, melalui perayaan Dharma Shanti, dapat terwujud Kebhinenakaan, menuju kebersamaan. "Meskipun pelaksanaan Dharma Shanti dilaksanakan secara sederhana, yang perlu diistimewakan adalah hati kita," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PHDI Kota Mataram, I Made Artha, menilai, secara khusus, Analogi dari perayaan Dharma Shanti adalah meningkatkan silaturahmi antar sesama. Sehingga, pihaknya mengajak seluruh umat Hindu untuk kembali membangun kebersamaan.
"Marilah kita sama-sama membangun kembali kerangka persaudaraan. Kami tidak ingin umat Hindu berkotak-kotak. Sehingga kami mengharapkan sekali, melalui momentum Dharma Shanti, seluruh Umat Hindu dapat bersatu kembali," harapnya.(RIN)
0 Komentar