Mataram, (postkotantb.com) - Dewan Pers menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menggelar workshop bertema ‘Peran Pers Dalam Pencegahan Paham Radikalisme untuk Mewujudkan Indonesia Harmoni’, di Hotel Golden Palace Jl, Sriwijaya No.38 Mataram Senin (7/11/2022).
Plt Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya mengatakan jika workshop ini bertujuan untuk memberi bekal kepada para jurnalis untuk melakukan peliputan utamanya yang terkait dengan aksi terorisme.
“Ini kegiatan untuk membekali teman-teman wartawan yang melakukan kegiatan jurnalistik agar tidak terpleset. Sebagai media, kita punya tanggung jawab terhadap pemberitaan yang kita sajikan khususnya di bidang terorisme,” kata dia.
Ia menambahkan,workshop ini merupakan pilot project dari kerjasama dengan BNPT untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme. Ia mengimbau,agar jurnalis senantiasa menjaga kode etik jurnalis dalam melakukan peliputan.
Disinggung pelanggaran wartawan dalam peliputan terorisme,ia menyebut jika dari laporan yang ia terima hanya sedikit sekali pelanggaran perihal itu Ia lebih menyoroti permasalahan lain seperti clickbait dan pemberitaan yang tidak berimbang.
“September 2022 pelanggaran kasus sekitar 800. Permasalahan pemberitaan teroris spesifik tak banyak dan bisa dihitung dengan jari. Masalah sekarang adalah media membuat berita hanya dari rilis.Kalo hanya satu sumber bagaimana kita bisa tahu kalo berita itu betul atau tidak. Masalah kualitas berita,” tegas dia.
Sementara itu, Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Setyo dalam pemaparannya mengatakan jika dalam mencegah meluasnya paham radikalisme perlu kerja sama berbagai sektor dan lapisan masyarakat.
“Generasi muda Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap persoalan intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Sebagai calon pemimpin bangsa, generasi muda jangan sampai mengalami disorientasi terhadap bangsanya,” ungkap Kolonel Setyo di depan segenap wartawan di Hotel Golden Palace Jl, Sriwijaya No.38 Mataram Senin (7/11/2022).
Sinergi multi pihak (pentahelix) oleh seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan Indonesia Harmoni sangat dibutuhkan dalam penanggulangan teroris dan intoleran.
“Kita terus memberikan semangat bahwa teroris adalah musuh negara, musuh agama, yang perlu melakukan repetisi, sehingga tidak ada keraguan dalam menghadapi terorisme,” kata Kepala BNPT.
“Kita terus memberikan semangat bahwa teroris adalah musuh negara, musuh agama, yang perlu melakukan repetisi, sehingga tidak ada keraguan dalam menghadapi terorisme,”
“Gelorakan Sinergi Bangsa dalam Mencegah Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme Menuju Indonesia Harmoni".
“Media atau kantor berita itu salah satu bagian penting untuk mencegah perluasan paham radikalisme di Indonesia khususnya. Kami berharap sinergi antar berbagai sektor lapisan masyarakat bisa meminimalkan pemahaman radikalisme di Indonesia,” kata Kolonel Setyo. (@ng)
0 Komentar