Breaking News

HPI Sorot Kualitas Pariwisata Lombok Tengah, Ini Tanggapan Kadis Pariwisata

 


H Lendek Jayadi Kadis Pariwisata Lombok Tengah (Loteng)


Lombok tengah, (postkotantb.com) - Lemahnya fokus pemerintah Daerah terhadap perningkatan infrastrukur akses jalan yang tidak memadai menuju objek wisata atau Desa Wisata (DeWi) disentil Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Lombok tengah yang diketuai Samsul dan para pelaku wisata lainnya. Banyak dikeluhkan travel agen apalagi bus-bus yang membawa rombongan.

Padahal bidang pariwisata digaung gaungkan sebagai triger prioritas pengembangan yang berpeluang bisa cetak PAD tinggi dan sejahterakan ekonomi masyarakat. Terlebih disokong dengan keberadaan Poltekpar dan KEK Mandalika.

"Bicara dampak gelaran Moto GP, paling hanya Sukerare, Sade, dan Kute yang merasakan, yang lainnya tidak ada," ketus Samsul.

Jika benar Pariwisata telah diperhatikan maksimal. Otomatis pelaku wisata akan gencar terpromosi dan terjual sendirinya. Tapi faktanya masih jauh dari harapan.

Dalam pandangannya, H.Lendek Jayadi Kadis Pariwisata Lombok Tengah malah menilai dan beranggapan terbalik. Pariwisata tidak semata mata berpengaruh faktor jalan.

"Sekarang, masyarakat ingin serba instan dan spektakuler, " katanya kepada postkotantb.com. Kamis, (23/03/2023).

Bagian terpenting, menurutnya dalam Pariwisata adalah produk. Produk yang unggul secara komparatif dan kompetitif.

Dalam era digital saat ini, aksesibilitas jangan hanya diartikan jalan yang bagus. Tetapi aksesibilitas yang paling utama adalah akses marketing yg berbasis teknologi digital. Di klaim akan memastikan pasar produk yang dihasilkan terjual mudah dan murah sesuai kualitas.


Samsul ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)  Lombok Tengah


Dalam konteks teknologi digital ini, masyarakat pegiat DeWi (Desa Wisata) Dia nilai belum bergerak signifikan yang berbanding lurus dengan tuntutan era kekinian dan pangsa pasar yang terbuka dan cepat.

"Pelatihan telah digalakkan begitu deras bagai hujan, hanya follow up nya masih minim," tukas Pria yang juga menahkodai Dewan Masjid Indonesia (DMI) Loteng itu.

Tandas Lendek, ini lebih kepada tantangan etos kerja masyarakat Loteng yang dijhust belum sama dengan di Daerah lain yang lebih peka dengan pergerakan pasar dan sensitifitas kemapanan penguasaan teknologi industri pariwisata. (Irs)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close