Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Lombok Barat (Lobar) TGH. Khudari Ibrahim. Foto ist/postkotantb.com/Iwan Sopiandi Boro Lobar
Lombok Barat (postkotantb.com) - Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Lombok Barat (Lobar) TGH. Khudari Ibrahim tidak berani terlalu banyak berspekulasi terkait penangkapan anggota teroris di Desa Desa Rumak, Kecamatan Kediri, Lobar beberapa hari lalu. Pasalnya, ia menganggap Desa Rumak merupakan desa yang religius.
Sementara, lanjutnya, jika melihat secara holistik dan empiris, para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh-tokoh lain di Desa Rumak selama ini terlihat netral.
''Jadi siapa dia (tersangka, red) ini? Apakah warga asli sana atau pendatangkah, perlu didalami dulu baru bisa mengomentari banyak,'' katanya melalui sambungan telepon saat dihubungi wartawan, Rabu (25/10/2023).
Di sisi lain, Desa Rumak merupakan desa wilayah binaan DPRD Lobar, baik dari segi spiritual dan keagamaan. Jadi pihaknya sudah memahami budaya keislaman di Desa Rumak, sehingga jika menunjukkan gelagat radikalisme atau hal yang berbau terorisme pihaknya tidak pernah menyangka.
''Tentu kami tidak bisa menilai kucing dalam karung kalau kita tidak bisa melihat lebih dekat siapanya dan bagaimananya,'' imbuhnya.
Pihaknya berharap jika masyarakat mendapatkan informasi-informasi baru terkait paham radikal, ia meminta masyarakat tabayun dan sebaiknya mengklarifikasi. Pihaknya juga masih merasa heran, karena jika para tersangka ingin mendirikan negara islam, Indonesia adalah negara islam sejak zaman dahulu.
''Di Desa Rumak, Kediri, dan wilayah sekitar itu mau cari apa? Mau dengar pengajian sampai muntah saja nggak akan habis-habis di masjid itu,'' ujarnya.
Ia meminta masyarakat bersikap tenang dan profesional dalam menghadapi persoalan ini. Karena dengan demikian, akan terkirim sinyal harapan kepada pihak terkait untuk menjelaskan siapa dan apa motif dari para terdakwa. Dan, supaya pihak berwenang bisa menentukan langkah-langkah seperti pembinaan moral, mental, dan seterusnya.
''Kita kirim sinyal harapan kepada pihak terkait demi kondusifitas kawasan untuk memberikan penjelasan seterang-terangnya,'' kata TGH. Khudari.
Sementara, menanggapi penggeledahan dan penggerbekan anggota teroris oleh Tim Densus 88 Polda NTB beberapa hari lalu, Kepala Bakesbangpoldagri Lobar Mahnan menyatakan, pihaknya telah merespon hal tersebut dengan melakukan rapat Forkopimda yang langsung dipimpin Bupati, Wakil Bupati, Dandim 1606/Mataram, Kapolres Lobar, dan perwakilan dinas-dinas terkait.
Dalam hal ini, ia mengatakan Pemda Lobar telah mengambil sikap bahwa perkembangan kasus ini sepenuhnya telah diserahkan kepada Polda NTB.
Kemudian terkait adanya pemahaman radikalisme yang terindikasi berada di tempat lain di wilayah Lobar, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan seluruh camat untuk segera melakukan mitigasi kewaspadaan dini dengan adanya penangkapan anggota teroris tersebut.
''Bahkan aparat desa setempat, kadus hingga RT kami minta lakukan pemantauan terhadap aktivitas sosial masyarakat seandainya kegiatan yang dilakukan mencurigakan atau berbeda dengan masyarakat setempat,'' kata Mahnan.
Ia mengimbau aparat pemerintah tingkat kecamatan hingga desa bersinergi dengan Kapolsek dan Danramil untuk melakukan pemantauan terhadap penduduk yang merupakan pendatang baru.
''Kegiatan-kegiatan masyarakat yang tidak biasa juga patut dicurigai untuk dipantau oleh jajaran tingkat paling bawah supaya antisipasi bisa dilakukan,'' tandasnya. (IS)
0 Komentar