Breaking News

MotoGP Kok Dua Kali Merugi, Antara Harapan dan Kenyataan

 
oleh : Dr. (C). Nujumuddin, M.Si.


Lombok Tengah (postkotantb.com) - Masih kuat dalam ingatan, masyarakat dibuat terheran-heranan tentang laporan kegiatan ajang MotoGP, kok terus bilang merugi. Tidak ada pakar dalam kepanitiaan ini. Kerugian yang dialami oleh panitia penyelenggara ajang MotoGP baik di tahun pertama dan di tahun kedua ini perlu dicari daftar
pertanyaannya atau rumusan masalahnya. Demikian penilaian Dr. (C). Nujumuddin, M.Si. salah satu tokoh Lombok Tengah kepada media ini, Jum'at (10/11/2023).

" Tidak usah banyak rumusan masalah yang dibuat cukup 2 atau maksimal 3 saja," Kata Doktor Nujum.

Parameter yang diukur yaitu instrumen apa saja untuk mempermudah daftar pertanyaan itu diketahui. Kalau di lihat dari ontologi perlu mengedepankan keharmonisan antara pemilik Sirkuit Mandalika dengan pemilik lahan tempat sirkuit itu dibangun. Selama belum terwujud
keharmonisan itu, maka pada even-even berikutnya, panitia akan mengalami kerugian juga.

" Sepinter apapun menejemen program, pihak penyelenggara even Sirkuit MotoGP akan berhadapan dengan masalah internal mereka," tukasnya.

Dari 2 kali penyelenggaraan event MotoGP, sebelum acara dimulai seyogyanya keuntungan besar sudah menjanjikan masuk ke kas Daerah Kabupaten Lombok Tengah tapi
kenyataannya justru sebaliknya alias merugi.

Di tengah perbincangan tentang ajang Sirkuit MotoGP mengalami kerugian, justru Wakil Bupati Lombok Tengah H.M.Nursiah menceritakan tentang dirinya telah ikut andil dalam
pembangunan Sirkuit tersebut. Ini tidak menarik untuk dibanggakan dengan keberhasilan pembangunan itu. Buktinya masyarakat pemilik lahan masih meronta.

" Mestinya Wabup H.Nursiah dengan sesegera mungkin membuat kerangka berpikir untuk membuat daftar pertanyaan sebagaimana yang telah saya katakan di atas," cetusnya.

Jika sudah diketahui rumusan masalahnya, baru tujuannya untuk apa saja. Mudah kok bila serius melakukan hal ini. Jangan bertindak sekehendak hati secara konvensional dengan tidak ada bentukan konsep, itu tidak produktif.

Tidak ada dalam teori yang mengatakan dengan jabatan pada satu lembaga atau instansi serta merta ilmunya dikuasai seketika butuh waktu untuk belajar. Itu membutuhkan pakarnya biasanya konsultan. Konsultan dipakai bukan hanya untuk pembangunan infrastruktur, tapi konsultan bisa dipakai pada yang lain seperti penyelenggaraan event MotoGP.
Pemda Lombok Tengah ribut tentang kerugiannya dalam acara pesta MotoGP. Ingat tanggal 1 Januari 2024 (tahun baru) lagi 2 bulan, artis mana lagi yang akan diundang.

Belum selesai pembicaraan tentang dampak Konser Dewa-19 yang menelan biaya dari dana APBD sebesar 1 milyar rupiah lebih, dan Wabup sebut perputaran uang dari konser itu mencapai 5 milyar rupiah. Itu dapat data dimana? Jangan begitu dong. Masyarakat sudah cerdas lho.

"Lebih baik perbanyak istigfar dengan konsentrasi pemikirannya pada event MotoGP. Insya Allah bisa melakukan hal yang terbaik untuk Daerah Tatas Tuhu Trasna yang kita banggakan ini. Tandasnya. (Irs)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close