Breaking News

Segala Anyar, Salah Satu Desa Pilot Project Program Sekolah Lapang Iklim

 

Segala Anyar, Salah Satu Desa Pilot Project Program Sekolah Lapang Iklim
Kades Segala Anyar (kiri) saat beri keterangan soal Sekolah Lapang Iklim (LSI) selepas kedatangan Wabup Nursiah, Kamis (22/02/2024). Foto Lalu Irsyadi/postkotantb.com
Lombok Tengah (postkotantb.com) - Peluncuran Sekolah Lapang Iklim (SLI) oleh Wakil Bupati Lombok tengah, Dr.HM.Nurisah beberapa waktu lalu disambut hangat Pemerintah Desa Segala Anyar.

Ternyata, Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi) NTB telah mengimplementasikan program penanganan inklusif menuju ketahanan berbasis ekosistem dalam menghadapi ancaman iklim sudah berlangsung sejak bulan Juli 2023 lalu.


" Alhamdulillah segala anyar adalah salah satu dari dua Desa di Kabupaten Lombok tengah yang menjadi pilot project, sebuah program yang dilaksanakan oleh KONSEPSI NTB berkerja sama dengan islamic relief Swedia didanai oleh Forum CIV," beber Ahmad Zaini Kepala Desa Segala Anyar kepada media ini, kamis (22/02/2024).

Penentuan Desa segala anyar, cetusnya, telah melalui assesment oleh Konsepsi  NTB.  Menurut dokumen Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) Nasional yang diterbitkan oleh Bappenas. Kabupaten Lombok Tengah menjadi salah satu dari lima Kabupaten super prioritas aksi ketahanan iklim sektor pertanian.

" Wilayah kita Lombok tengah tergolong memiliki resiko dampak negatif perubahan iklim sangat tinggi," terangnya.

Dijelaskan, Program ini akan fokus pada pembangunan kapasitas dan perbaikan tata kelola ketahanan lokal dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim. Dimana hasil akhir yang akan dicapai adalah tersedianya ruang bagi kelompok- kelompok marjinal (terutama perempuan dan petani miskin komoditi tanaman pangan).

Dalam rangka menudukung pencapaian tujuan dan fokus tersebut diatas, Konsepsi telah melaksanakan studi lapangan (survey). Mengindentifikasi kesenjangan dan kebutuhan penanganan inklusif pada sejumlah aspek isu terkait dengan dampak perubahan iklim pada sektor pertanian di dua lokasi program, khususnya pada aspek kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi Sosial (GEDSI).

Survey ini melibatkan hampir 80 orang responden kepala rumah tangga perempuan, penyandang disabilitas, dan individu rentan lain serta ditambah dengan wawancara mendalam terhadap para pengemban tugas (pemangku kebijakan) di tingkat Desa.

Salah satu bentuk adaptasi dampak negatif perubahan iklim adalah penyelengaraan Sekolah Lapang Iklim ditingkat masyarakat petani dimana Kabupaten Lombok Tengah sebagian besar lahan pertaniannya merupakan tadah hujan sebagai upaya untuk membangun ketahanan dan ketangguhan  masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.


Disebut sebagai sekolah lapang iklim untuk memastikan kapasitas para petani umumnya bertani dengan metode konvensional dapat berubah menjadi petani yang sadar dan terampil membaca tanda-tanda iklim sehingga dapat memutuskan kapan jadwal menanam ataupun jenis bibit yang akan ditanam.

" Masyarakat kami sangat antusias dan sangat berterima kasih atas implementasi program dari Konsepsi ini yang akan dilaksanakan selama 3 tahun," lugasnya. (Irs)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close