Breaking News

Lobar Cocok Dipimpin Akademisi-Pengusaha, Birokrat serta Politisi Bagaimana?




Lobar
Ketua Majelis Adat Sasak, Lalu Sajim Sastrawan.

 
Lombok Barat (postkotantb.com)- Pilkada Lombok Barat (Lobar) 2024 akan berlangsung bulan November mendatang. Beberapa figur yang disebut-sebut akan menjadi bakal calon (Bacalon) Bupati dan wakil bupati kian mengemuka. Sebut saja Nauvar Furqony Farinduan dan Hj Khaeratun Fauzan Khalid (Farin-Khaeratun) yang baru saja mendeklarasikan diri, sebagai pasangan yang maju di Pilkada Lobar. Pasangan ini merupakan kontestan pertama yang menggelar deklarasi.

Kemudian Lalu Ahmad Zaini (LAZ) dan Hj Nurul Adha. Kedua figur ini konon sudah saling sepakat dan dalam waktu dekat ini, akan mendeklarasikan diri untuk maju di Pilkada Lobar. Ini akan disusul oleh pasangan Hj Sumiatun yang digadang-gadang bakal berpasangan dengan Ibnu Salim.

Bagi para pendukung dan simpatisan, masing-masing pasangan bacalon, memiliki track record dan prestasi, baik sebagai birokrat, maupun politisi. Berbeda dengan sudut pandang Ketua Majelis Adat Sasak, Lalu Sajim Sastrawan. Menurutnya, para figur yang muncul belum punya kemampuan untuk membangun Lobar.

"Yang muncul sekarang ini saya tidak percaya. Itu figur-figur yang hanya akan mengerjakan rutinitas saja. Karena tidak ada selama perjalanannya ini, betul-betul berkontribusi untuk daerah," kritik tokoh Sasak ini beberapa waktu lalu.

Menurutnya, para figur yang akan maju di Pilkada Lobar, masih berkiblat pada egonya masing-masing. Ujung-ujungnya, meletakan Lobar sebagai daerah yang hanya bergantung pada bantuan pemerintah pusat. Baik melalui Dana Alokasi Umum (DAU), maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Padahal DAU dan DAK dan dana-dana lainnya yang bersifat bantuan.


"Konsep kehidupan mereka sederhana. Meletakan dirinya pada posisi menunggu belas kasihan pusat. Lobar dipimpin birokrasi sudah, lebur kita. Dipimpin politisi pun sudah, hancur kita. Yang belum itu,  berlatar belakang akademisi atau pengusaha," ujar Mamiq Sajim, sapaannya.

Ia memiliki alasan yang mendasar untuk menyuguhkan ke masyarakat Lobar, figur dari dua latar belakang tersebut. Kata dia, daerah yang disebut sebagai Bumi Patuh, Patut, Patju itu punya potensi yang besar, untuk dikelola oleh pemerintah daerah. Misalnya di Kecamatan Sekotong. Area yang berada di wilayah selatan Lobar ini terkenal dengan kawasan wisata Teluk Mekaki. Pemkab Lobar mengakui keberadaan kawasan tersebut, adalah masa depan daerah. Sayang, pengakuan itu tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik.

"Jadi kinerja Pemkab Lobar sebelumnya bertolak belakang dengan prinsip otonomi daerah. Dengan prinsip ini, bagaimana pemerintah kabupaten, bisa mengelola potensi daerahnya sendiri. Tetapi, setelah berlaku bertahun-tahun, kita tepar dan mengandalkan DAU dan DAK," katanya.

Ditanya soal siapa figur akademisi dan pengusaha yang akan maju, Mamiq Sajim enggan memberikan jawaban. Namun ia memastikan, dua atau tiga bulan lagi, bakal calon tersebut akan keluar mendeklarasikan diri untuk maju di Pilkada Lobar. "Ini yang belum dicoba. Kenapa partai politik tidak membuka ruang yang inklusif, berikan ruang akademisi dan pengusaha. Mereka berhak mencalonkan diri, cuman kita ini yang tidak memberikan ruang buat mereka," tutupnya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close