Breaking News

Lamban, Warga Montong Buwuh Meninting Sentil Kinerja Polres Lobar

Montong Buwuh Meninting
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama Forkopimda, saat silaturahmi dusun Montong Buwuh, Meninting, Batulayar, Lombok Barat (Lobar), di Musala Nurul Hakim, Sabtu (29/06).

Lombok Barat (postkotantb.com)- Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama Forkopimda, menggelar silaturahmi dengan warga Montong Buwuh, Meninting, Batulayar, tepatnya di Musala Nurul Hakim, Sabtu (29/06).

Kegiatan silaturahmi ini berlangsung alot. Tokoh dan pemuda Montong Buwuh, Meninting mengkritisi kinerja Polres Lobar yang dinilai lamban dalam menangani kasus Montong berdarah.

Salah satunya Junaidi. Sejauh ini, Polres Lobar baru mengamankan empat terduga  penyerangan warga Montong Buwuh, Meninting. "Dari keempat terduga ini, satupun belum ada oknum yang diduga sebagai aktor intelektual (Intelektual Leader, red) penggerak massa," kritiknya.

Senada disampaikan Armadi. Tokoh muda yang juga merupakan anak dari korban penganiayaan, menyesalkan lambannya penanganan kasus Montong berdarah. Sebab selain aktor intelektual, sampai sekarang, terduga pelaku provokator dan para terduga pelaku lainnya, masih bebas berkeliaran.

"Terduga pelaku yang diamankan kemarin ini eksekutornya. Masih ada supir, para pelaku penganiayaan, terutama provokator dan aktor intelektualnya," bebernya.

Tak hanya itu. Dirinya juga meminta agar Polres Lobar lebih transparan dalam menangani kasus Montong Berdarah. Khususnya terkait identitas para terduga pelaku. Di sisi lain ia meminta agar Pemkab Lobar dapat menfasilitasi orang tuanya yang menjadi korban penganiayaan. Karena kondisi kesehatannya saat ini mengkhawatirkan.

"Luka yang disebabkan benda tumpul masih tetap terasa sakit. Dampak penganiayaan itu pun mengakibatkan mata bapak saya rabun," paparnya.

"Kondisi psikologis bapak saya juga terganggu. Mohon diatensi, mungkin Senin atau Selasa, kami akan ke RS Tripat untuk pemeriksaan bapak saya," ungkapnya.

Soal adanya permintaan  perdamaian dari Desa Rambitan, warga setempat merasa sangat tidak dihargai. Menurutnya, perdamaian dilakukan jika kedua belah pihak yang membuat kerusuhan. Pada kenyataannya, warga Montong Buwuh Meninting diserang dan tidak pernah memulai konflik.

"Tapi ini kita diserang di malam hari saat kami tertidur. Kami seperti tidak punya harga diri. Kami dari masyarakat, tidak akan menerima tawaran damai, sebelum semua tersangka tertangkap," tegasnya.


Selain itu, ia mempertanyakan sejauh mana pertanggung jawaban Pemkab Lobar, terhadap rombong pedagang yang dirusak oleh massa dari Desa Rambitan. Terkait aksi unjuk rasa, Lalu Marzuan, mengingatkan Pemkab Lobar, bahwa warga Montong Buwuh Meninting, tidak ada niatan untuk membuat situasi tidak kondusif.
 
Ia menilai, aksi unjuk rasa warga sifatnya spontanitas. Hal ini disebabkan rasa ketidakpuasan warga terhadap kinerja Polres Lobar. Selain itu, ia juga menekankan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan, agar tidak mempolitisir kasus Montong Berdarah.

Kritikan dan keluhan warga Montong Buwuh Meninting ini mendapat atensi Pj Bupati Lobar, H Ilham. Pada kesempatan tersebut, dirinya mengintruksikan jajarannya, untuk menfasilitasi pemeriksaan kesehatan korban penganiayaan. Termasuk mengenai rombong para pedagang Dusun Montong Buwuh Meninting, yang dirusak massa dari Desa Rambitan.

Sedangkan Wakapolres Lobar Kompol Adhika Ginanjar Widhisana memastikan, pihaknya sudah profesional melaksanakan proses penyelidikan dan penyidikan. Terkait identitas terduga tersangka, sesuai pasal 121 KUHP, identitas pelaku tidak perlu disampaikan ke publik.

Pihaknya berkomitmen, untuk semaksimal mungkin menindaklanjuti kasus Montong Berdarah. Termasuk untuk penangkapan terduga pelaku yang berperan sebagai inisiator.

"Mohon bapak-bapak bisa bekerja sama, memberikan informasi terkait siapa saja terduga pelaku," harapnya.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Mataram, Ivan Jaka M.W mengimbau masyarakat, khususnya warga Montong Buwuh Meninting, untuk tetap menjaga kondusifitas dan mempercayakan kasus tersebut ke kepolisian.

Ia menegaskan, dalam pelaksanaan kasus penyerangan warga Dusun Montong Buwuh Meninting, tidak ada intervensi politik. Kasus Montong Berdarah tidak berhenti hanya di tahap penyelidikan dan penyidikan. Masih ada tahapan P21 dan proses persidangan.

"Pasti nanti terduga pelaku ini akan terbuka. Karena berbeda kalau sudah di depan hakim. Jadi, mari kita sama-sama dukung kinerja Kapolres Lobar," ajaknya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close