Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia tak sekadar menjadi tontonan, melainkan ruang refleksi atas realitas yang dijalani ribuan keluarga Polri di Indonesia—tentang cinta yang harus mengalah pada tugas negara.
Dalam kegiatan nonton bareng yang digagas keluarga besar Polres Lombok Utara dan bhayangkari, Minggu (25/05/2025), Ketua Bhayangkari Ny. Heny Agus Purwanta menegaskan bahwa film ini bukan sekadar drama. Ini adalah potret kejujuran yang menggugah.
“Kalau mengharap hidup yang teratur dan seimbang, jangan pilih jalan ini,” tegas istri Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta, S.I.K., menyentuh realitas hidup anggota Polri yang penuh risiko dan tak menentu. Bahkan saat kegiatan nonton bareng berlangsung, Kapolres dan sejumlah pejabat utama masih bertugas dalam pengamanan di lapangan.
Film garapan Danny Siregar Production ini berkisah tentang Pandu, anggota Densus 88, yang terjebak antara dua dunia: tugas negara dan keselamatan anaknya. Sebuah dilema yang—bagi sebagian orang mungkin fiktif—namun bagi Bhayangkari adalah bagian dari keseharian.
“Anak-anak kami belum memahami pengabdian. Mereka hanya tahu ayahnya sering tak pulang, dan ketika pulang, membawa beban yang tak bisa mereka pahami,” ucap Ny. Heny lirih.
Sebagai Bhayangkari, lanjutnya, mereka bukan hanya pendamping seremonial. Di balik layar, mereka adalah penjaga ketahanan emosional, stabilitas psikologis, dan fondasi keutuhan keluarga.
“Kami bukan pengganti ayah. Kami adalah pelindung sunyi, penyeimbang luka, dan peredam getir yang tak terlihat publik,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, Bhayangkari ingin menghadirkan ruang edukasi emosional, bukan hanya bagi istri dan anak-anak anggota Polri, tetapi juga masyarakat luas.
“Kami ingin publik tahu: di balik satu pengabdian negara, ada ribuan pengorbanan di rumah. Ada pelukan yang tertunda, dan doa-doa anak yang tak pernah berhenti menanti kepulangan ayahnya,” tuturnya.
Di akhir refleksi, Ny. Heny membagikan sekelumit kisah pribadinya: bertugas mendampingi suami di enam provinsi, puluhan kabupaten, dan ratusan desa. Membesarkan anak dalam ketidakpastian dan ketegangan yang tak semua perempuan siap menjalaninya.
“Tapi inilah jalan hidup yang Tuhan titipkan. Tidak semua perempuan dipercaya negara untuk menopang barisan belakang pertahanan bangsa,” katanya dengan mata berkaca.
Nonton bareng Sayap-Sayap Patah 2: Olivia bukan hanya agenda hiburan. Ini adalah bentuk nyata Bhayangkari sebagai garda psikologis yang memperkuat ketahanan keluarga—pilar tak tergantikan dalam menjaga marwah pengabdian anggota Polri.
Karena sejatinya, di balik seragam itu, tersimpan air mata yang ditahan, cinta yang diuji waktu, dan harapan kecil yang terus hidup: *“Ayah, pulang hari ini, kan?” (@ng)
0 Komentar