![]() |
Gedung Kampus Inkes Yarsi NTB, Foto Istimewa |
Mataram (postkotantb.com) – Pihak yayasan Yarsi NTB resmi menghentikan pemotongan uang infaq 2,5 persen yang dipungut dari pegawai. Itu menyusul demo yang digelar karyawan Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) NTB di Disnaker Mataram pada Rabu kemarin.
Ketua Lembaga Penyaluran Bantuan Sosial (LPBS) sekaligus Rektor Inkes Yarsi NTB, Dr Zulkahfi mengatakan hasil rapat bersama yayasan memutuskan untuk menghentikan pemungutan uang infaq 2,5 persen.
“Dari yayasan, beliau sampaikan untuk memberhentikan pemotongan 2,5 persen untuk kemaslahatan bersama dan keberlanjutan lembaga,” katanya ditemui di Inkes Yarsi NTB, Jumat, 30 Mei 2025.
Yayasan katanya tidak ingin menimbulkan polemik yang berlanjut pasca aksi yang digelar kemarin.
“Karena prinsip yayasan tidak ingin ada riak-riak di Yarsi sehingga mengganggu proses pelayanan di pendidikan. Instruksi sudah dikeluarkan dari kemarin,” ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa surat edaran pemotongan 2,5 persen untuk infaq merupakan hasil kesepakatan bersama dan telah disetujui oleh karyawan sebelumnya. Namun pihak yayasan kaget saat demo digelar kemarin, sehingga memutuskan untuk menghentikan pemotongan uang infaq.
“Surat edaran untuk pemotongan 2,5 persen dikeluarkan oleh yayasan yang diawali rapat instalasi dan diskusi. Semua sepakat dengan maksud baik untuk mengajak semua karyawan membiasakan diri mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah,” katanya.
Uang infaq tersebut masuk dalam Lembaga Penyaluran Bantuan Sosial (LPBS) yang diperuntukan untuk bantuan kemanusian, baik kepada sesama karyawan maupun masyarakat umum.
Setali tiga uang, Kepala SMP IT YARSI, Raihan mengatakan seluruh pegawai dan karyawan telah disosialisasikan terlebih dulu sebelum pemotongan tersebut dilakukan.
“Sebelum diberlakukan ke pegawai dan karyawan serta guru, kami sosialisasi terlebih dulu. Karena sepakat baru kami ke yayasan, baru berlaku kebijakan tersebut,” ujarnya.
Dia mengatakan dana yang dihimpun digunakan untuk aksi kemanusian berupa pemberian bantuan di pondok, panti asuhan hingga membantu guru maupun anak murid yang tertimpa musibah.
Kepala TK IT Yarsi, Sarifatul membenarkan bahwa sebelum program berjalan telah disosialisasikan.
“Semua guru sepakat dan iklas menerima kebijakan ini,” katanya.
Pun demikian dengan Kepala SMA IT Yarsi, Hartawan. Dia mengatakan pemotongan melalui standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan mulai berlaku September 2024 lalu.
“Penerapan kebijakan infak 2,5 persen kami melakukan SOP yang sama. Begitu berhembus wacana 2,5 sosialisasi dulu kami di bawah. Ini berjalan sepanjang September 2024,” kata dia.
![]() |
Rektor Inkes Yarsi NTB Dr. Zulkahfi (kiri) bersama para kepala Sekolah |
Karyawan yang memiliki tempat tinggal kurang layak turut dibantu menggunakan dana tersebut.
Kepala SD IT Yarsi, Fathul Azis mengatakan pada prinsipnya uang infaq dipergunakan bukan seperti yang dituduhkan untuk membayar utang. Namun justru kembali ke karyawan maupun pegawai sendiri.
“Infak yang kemanfaatan kembali ke karyawan bahkan ke keluarga guru atau bahkan orang yang membutuhkan,” ujarnya.
“Seperti kegiatan Ramadan kita undang Rompi Kuning (pembersih jalan) untuk santunan. Sumbernya dari infak yang disalurkan,” tandasnya.
Terakhir, SMK Yarsi Mataram, Pahrurrozi membenarkan bahwa pemotongan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama.
“Infak yang ditetapkan oleh yayasan hasil kesepakatan bersama. Dalam mengambil kesepakatan sudah dikumpulkan semua,” ujarnya.
Meski pemungutan telah dihentikan, Rektor Inkes Yarsi NTB Dr. Zulkahfi mengatakan akan tetap mempertahankan LPBS. Namun itu untuk dana infaq yang secara sukarela diberikan ke lembaga tersebut. Tidak lagi ada pemotongan langsung dari gaji profesi. (red)
0 Komentar