Lombok Barat, (postkotantb.com) -- Koperasi Transportasi wisata Senggigi menolak masuknya Transport online (Go-car, Maxim, Indrive dan lain lain) Selain daripada Grab-Car masuk ke wilayah wisata Senggigi hususnya.
Pengurus Kotasi Senggigi sekaligus sebagai wakil ketua Lalu Mustiadi Ahad (08/06/2025) menyatakan, bahwa selama ini bahkan pernah pihaknya menyampaikan langsung permasalahan yang terjadi di lapangan, meski via WhatsApp langsung ke pengurus transportasi online yaitu management Go-Car pusat.
"Selama ini kami dari kotasi Senggigi welcome saja dengan masuknya transportasi online di wilayah wisata Senggigi ini, namun dikarenakan beberapa permasalahan yang menurut kami sangat tidak sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan bersama, yaitu soal tarif dan pembatasan zona yang menurut kami sangat merugikan kami Transportasi wisata Senggigi ini, berbeda dengan sistem managemen dari Grab-Car yang kami jalankan hingga saat ini.
Selama ini kami Kotasi Senggigi punya paguyuban dan AD/ART yang harus kami ikuti dan jalankan bersama, dan sampai saat ini transportasi online selain dari pada grab-car Senggigi, sangat jelas merugikan kami yang beroperasi di kawasan wisata Senggigi ini, dikarenakan harga yang tidak kompetitif, " jelasnya.
Ditempat yang sama, Nurudin selaku ketua penasehat Kotasi Senggigi menerangkan, bahwa melihat signifikannya dampak transportasi berbasis IT, pihaknya bersama ratusan sopir transportasi wisata Senggigi/lokal lainnya, sepakat menolak masuknya transportasi online ke wilayah pariwisata Senggigi ini khususnya, seperti (Go-Car, Maxim, Indrive dan lain lain), selain dari pada Grab-Car Senggigi. Terangnya
"Kami ingin memberdayakan masyarakat lokal di wilayah Senggigi ini, sementara kalau transportasi online tidak memiliki batasan wilayah yang jelas," sebutnya
Bentuk penolakan ini pihaknyapun sudah memasang banner pada sejumlah titik strategis. Salah satu banner yang terpasang berisi tulisan " Kami Menolak Taksi Online di kawasan Senggigi seperti: Go-Car, Maxim, Indrive dan lain lain kecuali Grab-Car Senggigi", kemudian di bagian bawah Banner ditambahi tulisan "Drop Only".
Ketua Transportasi Wisata Senggigi, H.Muh.Tauhid Menambahkan, bahwa pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah akomodasi yang ada di wilayah Senggigi khususnya, untuk tidak membiarkan transportasi online selain Grab-Car Senggigi mangkal di lokasi tersebut. Ujar Tauhid
"Hanya di daerah senggigi ada sejumlah hotel dan akomodasi lain, sedangkan wilayah pariwisata lainnya juga pasti memberlakukan hal yang seupa dan sama juga, "bebernya.
Disampaikan hasil koordinasi, bahwa pihak hotel sudah sepakat dan akan menyampaikan kepada tamu tamu yang berkunjung untuk menggunakan transportasi Kotasi Senggigi/lokal. "Karena ini sudah menjadi kesepakatan, kalau sampai ada yang melanggar pasti akan kami peringatkan bahkan diberikan sanksi sekalipun," Imbauya
Penolakan oleh ratusan sopir pariwisata senggigi (Kotasi) diwarnai dengan sweeping dan pemasangan banner larangan, hal ini dilakukan lantaran pengelola transportasi wisata senggigi/lokal merasa dirugikan dengan kehadiran transportasi tersebut.
"Bahwa Kami dari Komunitas Transportasi Lokal (KOTASI) menghormati semua Komunitas Driver yang ada, oleh karena itu perlu kita saling menghargai wilayah kerja masing masing, agar tercipta pemerataan secara menyeluruh, dengan menjaga persaingan secara sehat dan menghindari gesekan yang tidak perlu antar Komunitas yang ada." Harapnya. (red)
0 Komentar