Breaking News

Kisah Pilu Dibalik Banjir Kota Mataram, 19 KK Dievakuasi Tanpa Bantuan TNI-Polri dan Pemerintah

Kondisi Banjir di Kota Mataram
BENCANA BANJIR: Beginilah kondisi rumah warga Lingkungan Pamotan pasca terseret banjir dari Kali Ancar, Senin (07/07/2025). Terhitung sebanyak tiga unit rumah terseret banjir, dan saat peristiwa, warga Pamotan dievakuasi tanpa secara mandiri tanpa bantuan TNI-Polri, dan Pemerintah Daerah.


Mataram (postkotantb.com)- Intensitas hujan yang terjadi, khususnya di Kota Mataram, Minggu kemarin mulai siang hingga malam hari, sangat tinggi. Hal ini menyebabkan sejumlah wilayah di Kota Mataram, terendam banjir. Data yang diperoleh redaksi media ini menyebutkan beberapa titik di Kota Mataram yang terendam Banjir.

Diantaranya‎ Lingkungan Sweta Timur, Perumahan Elit River Side, Mayura, Lingkungan Gedur Abian Tubuh, BTN Sweta Kelurahan Mandalika, Sebelah Timur Vihara Avalokitesvara Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, dan Kebon Duren, Sayang-Sayang.

Namun ada wilayah yang terdampak besar bencana banjir, tidak masuk dalam daftar tersebut. Yaitu Lingkungan Pamotan, Cakranegara. Ya, di lingkungan ini terdapat sekitar 19 kepala keluarga (KK) serta anak-anak dengan kondisi ekonomi yang rata-rata kurang mampu, ikut menjadi sasaran terjangan banjir dari Kali Ancar.

Diperkirakan ketinggian air mencapai 3 meter (m), sekitar tiga unit rumah di lingkungan tersebut hanyut terseret arus banjir. Adi Benjo selaku korban yang rumahnya ikut terseret banjir mengungkap bahwa warga setempat mengetahui air meluap sekitar pukul 15.30 wita.

Sore itu menurutnya, bantuan TNI-Polri maupun dari OPD atau badan pemerintah hanya tersentral di perumahan elit River Side. Tidak ada satupun personel penyelamat yang datang ke lingkungan tersebut. Proses evakuasi belasan KK akhirnya dilakukan mandiri, dibantu para tokoh masyarakat, dan kepala lingkungan.

Alat yang digunakan seadanya. Dirinya pun harus bertaruh nyawa demi menyelamatkan seorang wanita lansia yang terjebak banjir, hanya bermodalkan seutas tali yang dililit dan diikat diarea pinggang. 

"Jadi kami hanya pakai tali yang diikat di pinggang terus ada yang megang dibelakang. Itu demi menyelamatkan ibu-ibu yang terjebak arus banjir. Sampai-sampai teman saya ada yang kepala bocor," keluhnya, Senin (07/07/2025).

Ia menyesalkan, kesan kesenjangan sosial di tengah bencana banjir sangat kental. Terlebih, mulai dari personel hingga bantuan fasilitas berupa kendaraan ambulance serta perahu karet, tersentralisasi di perumahan elit tersebut. Padahal di lingkungannya banyak nyawa yang terancam. Tak ada rumah berlantai dua, atau pagar besi dan tembok beton menghalangi kerasnya arus banjir.

Toh berbagai macam bantuan yang ditawarkan pemerintah ditolak oleh sebagian pemilik unit rumah elit tersebut alasannya, sudah membayar security sendiri. "Untungnya masih ada tokoh masyarakat yang dengan sigap ikut mengevakuasi anak-anak dan lansia," bebernya.

Serupa kekesalan yang disampaikan Tokoh Hindu di Pamotan, Guru Mangku Gede Wenten. Pemilik Kaila Hotel Cakranegara ini kembali menegaskan bahwa saat kejadian, tidak ada satupun personel penyelamat yang datang, hanya Camat dan Kedatangannya pun hanya sejenak, sekedar meninjau lokasi lalu pergi berlalu. 

"Sampai tengah malam pun belum ada bantuan apa-apa, ini kalau kita bicara secara jujur. Hanya babhinsab dan Danramil yang datang tadi pagi. Kalau kemarin pak camat datang tapi pergi. Setelah itu dia mungkin ke River Side karena ramai dan dijaga ketat," kesalnya.

"Ini yang menjadi keprihatinan kita di tengah bencana tidak ada si kaya dan si miskin. Ayo kita sama-sama bantu. Tadi Puskor Hindunesia juga sudah memberikan donasi," sambungnya.

Hal ini pula yang membuat dirinya turun tangan langsung, untuk mengevakuasi para korban terdampak banjir ke hotelnya. Dirinya pun terpaksa harus mendobrak salah satu tempat tinggal seorang Pendeta Kristiani, Suardi, disebabkan kondisi hotelnya tidak dapat menampung lebih banyak orang. 

Cara itu didukung oleh pemilik rumah dan malah ikut memberikan bantuan makanan serta pakaian untuk para korban. "Saya berterima kasih dengan pendeta dan pihak gereja. Inilah bentuk toleransi kita. Ini yang dibantu semua beragama muslim," jelasnya.


Pewarta: Syafrin Salam. 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close