Lombok Utara, (postkotantb.com) - Kontingen Kwartir Ranting (Kwarran) Kayangan secara resmi menutup rangkaian perjuangan mereka pada ajang Jambore Cabang (Jamcab) ke-3 Kwartir Cabang Lombok Utara (KLU) yang dihelat pada 23-26 Oktober 2025 dengan menggelar acara syukuran atau selamatan adat.
Acara penuh makna ini bertempat di Kampu Sesait pada Jumat, 31 Oktober 2025 M/09 Jumadil Awal 1447 H, beberapa hari setelah berakhirnya Jamcab. Gelaran ini menjadi wujud rasa syukur, apresiasi, sekaligus ritual adat untuk memohon restu atas prestasi yang telah diraih.
Acara sakral ini dihadiri oleh jajaran penting yang menunjukkan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah Desa Sesait terhadap prestasi Pramuka. Tamu kehormatan yang hadir antara lain: Jajaran Pemangku Adat dan Pemerintah Desa Sesait terdiri dari Mangku Gumi (Setam), Pembekel Adat (Muliah), Kepala Dusun, Kiyai lingkungan Kampu, Toak Lokak Mangku, dan Pejabat Perwakilan Pemerintah Desa Sesait.
Jajaran Kwarran Kayangan terdiri dari Ka Kwarran (Imran Jayadi Arif), Pinkon (Sauban Sesait), Para Bindamping putra dan putri, serta perwakilan peserta, Raja Diva Destarata.
Karudi Wong Sesait, yang mewakili jajaran Pemerintah Desa Sesait, juga angkat bicara terkait sukses Kontingen Kayangan. Ia menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh pemerintah desa terhadap kegiatan positif generasi muda.
"Kami dari Pemerintah Desa Sesait sangat mengapresiasi dan bangga atas prestasi yang diraih adik-adik di Jamcab. Keberhasilan ini membuktikan bahwa pembinaan karakter dan disiplin yang kami dukung melalui Kwarran berjalan efektif," ujar Karudi.
Ia menambahkan, sinergi antara program pemerintah desa, nilai-nilai adat yang dipegang Mangku Gumi dan Pembekel Adat, serta pendidikan karakter melalui Pramuka, adalah kunci untuk menciptakan generasi penerus yang berintegritas dan cinta tanah air.
Muliah, Pembekel Adat Sesait, dalam sambutannya sebelum prosesi ritual dimulai, menyampaikan kebanggaan yang mendalam. Ia menegaskan bahwa kesuksesan Kontingen adalah buah dari gotong royong dan kemampuan untuk menjaga nama baik Gumi Sesait.
Momen paling berkesan adalah ketika Setam, selaku Mangku Gumi Sesait, yang bertugas menjaga keberlangsungan hidup di Kampu Sesait, memberikan pesan khusus yang mengandung esensi mendalam. "Setiap keinginan dan hajatan, serta apa pun itu yang akan dilakukan, sebelum melangkah untuk senantiasa izin dulu kepada para leluhur melalui Kampu ini," tegasnya pada Jumat (31/10/2025).
Pesan ini menjadi pengingat bagi generasi muda untuk tidak pernah melupakan akar, dan senantiasa menyelaraskan setiap langkah dengan spiritualitas dan restu leluhur yang dijaga di Kampu Sesait.
Puncak dari rangkaian acara syukuran ini adalah pelaksanaan ritual Nyembek, sebuah prosesi adat sebagai simbol penyucian dan permohonan restu yang menyempurnakan rasa syukur.
Ritual Nyembek dilaksanakan secara berurutan, menunjukkan penghormatan dan pengakuan terhadap peran masing-masing pihak. Pimpinan Kontingen, menjadi yang pertama melaksanakan Nyembek, melambangkan perwakilan generasi muda yang baru pulang dari tugas.
Muliah (Pembekel Adat) dan Setam (Mangku Gumi), sebagai pemangku adat tertinggi, kemudian melanjutkan prosesi tersebut. Diikuti oleh Imran Jayadi Arif (Ka. Kwarran), sebagai pimpinan tertinggi di Kwartir Ranting Kayangan, dan seluruh jajaran Kwarran serta perwakilan peserta.
Dalam sambutan penutupnya, Ka. Kwarran Imran Jayadi Arif menyatakan komitmennya. "Restu dan doa dari para Mangku, Pembekel, dan Kiyai-lah yang menjadi kekuatan spiritual kami. Kami berkomitmen untuk terus menjunjung tinggi Tri Satya dan Dasa Darma demi kemajuan Kayangan," tutupnya.
Ritual Nyembek ini menjadi penanda resminya Kontingen Kwarran Kayangan mengakhiri rangkaian kegiatan Jamcab ke-3 dengan penuh rasa syukur, sekaligus memperkuat ikatan kuat antara adat, pemerintah, dan Gerakan Pramuka di wilayah Kayangan. (@ng)
Pewarta: Jaharuddin.S.Sos
0 Komentar