TGB Bersilaturahmi Ke Kantor Media Group dan TV One |
Jakarta (postkotantb.com)- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul
Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) bersilaturahmi beserta jajaran Pemprov NTB
menyambangi Kantor Media Group di Jl Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya, Kebon
Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (14/3). TGB menyampaikan sejumlah pencapaian
pembangunan NTB kepada redaksi Media Group. Antara lain pemaparan yang
disampaikan terkait dengan sektor pertanian dan pariwisata yang menjadi andalan
bagi NTB.
"Pertanian
dari dulu menjadi fokus dan kami tetapkan pariwisata karena potensinya luar
biasa. Ketahanannya tinggi dan reboundnya paling cepat dibanding industri
teknologi tinggi. Alam dan kultur kita mendukung sebagai core bisnis
kita," ujar TGB.
Kementerian
Pertanian telah menetapkan NTB menjadi satu dari delapan provinsi penyangga ketahanan
pangan danbtugas itu sudah ditunaikan denagn baik. TGB menyampaikan,
pertumbuhan ekonomi tanpa tambang di NTB terus mengalami pertumbuhan cukup
signifikan, mulai 2014 tercatat pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 6,15, 2015
dengan 5,62 persen, 2016 dengan 5,71 persen, dan 2017 dengan 7,1 persen.
TGB juga
memaparkan perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika seluas 1.250
hektare atau empat kali lebih luas dari yang ada di Nusa Dua, Bali. KEK
Mandalika memiliki pantai pasir putih sepanjang 7,5 km menghadap ke samudera
hindia. Saat ini sudah ada enam hotel yang sedang dibangun, ditambah Novotel
yang sudah ada. Sedangkan proses penataan pantai sudah hampir. TGB juga
memaparkan segmen wisata halal yang menjadi primadona pariwisata di NTB.
"Kami
berani membangun segmen baru tidak menghilangkan yang lama. Bahkan kami ingin
NTB jadi pusat Islamic MICE," ucap TGB.
TGB
menyebutkan, jumlah kunjungan wisatawan NTB pada 2017 mencapai 3.508.903
wisatawan. Angka ini melonjak tujuh kali lipat dibanding catatan kunjungan
wisatawan pada 2008 yang sebesar 544.501 wisatawan.
Direktur
Utama Metro TV Suryopratomo mengaku sudah lama ingin mengundang TGB ke Media
Group. Keluarga Besar Media Group ingin mendengar langsung pemaparan tentang
cara TGB dalam mencapai keberhasilan membangun NTB dalam sepuluh tahun
terakhir.
"Sudah
lama kami ingin undang Tuan Guru untuk sharing, NTB paling cepat pertumbuhan
dan jadi pilar untuk sektor pertumbuhan," ucap Suryopratomo.
Suryopratomo
meyakini apa yang dilakukan TGB dalam mengubah wajah NTB akan selalu diingat
oleh masyarakat NTB.
"Intinya
apa yang bisa kita lakukan untuk NTB kita lakukan, saya ikut senang atas
kemajuan yang dicapai NTB dengan Tuan Guru dan kami berdoa untuk kemajuan yang
lebih besar untuk Tuan Guru, saya kira pikiran yang besar itu bagus untuk
Indonesia," kata Suryopratomo.
Tak hanya
Metro TV, TGB juga bersilaturahmi ke kantor TV ONE di Pulogadung, Jakarta
Timur. Pemaparan tentang perkembangan NTB juga disampaikan kepada jajaran
redaksi TV ONE.
Selepas
berdiskusi dengan redaksi TV One, TGB diminta menjadi imam shalat zuhur
berjamaah dan juga tausiah. Momen ini tidak dilewatkan para awak media di TV
One untuk ikut berjamaah dan mendengar tausiah dari Ketua Ikatan Alumni Al
Azhar Cabang Indonesia tersebut.
Dalam
tausiahnya, TGB menjabarkan tentang kandungan Surat Yusuf yang dinilai sangat
komplit, baik yang mengutarakan kasih sayang ataupun adanya kebencian yang
diarahkan kepada Nabi Yusuf.
Namun
demikian, kata TGB, jamaah perlu mencontoh bagaimana sikap Nabi Yusuf dalam
menghadapi berbagai ujian tersebut. Alih-alih mendendam, Nabi Yusuf justru
bermurah hati dengan memberikan maaf kepada orang-orang yang pernah
membencinya.
"Ini
satu adab bagaimana kisah nabi itu ada pelajaran berharga dalam kehidupan, yang
kita temui bisa menyenangkan atau menyulitkan. Kita mau mengenang yang buruk
atau yang baik. Nabi Yusuf mengajak kita menyetel gelombang yang positif,"
ucap TGB.
Kata TGB,
Nabi Yusuf memilih menutup hal-hal negatif yang dilakukan kepadanya dan
mengajak untuk mengingat nikmat Allah berupa persaudaraan.
"Saya yakin
intensitas teman-teman media ini menjumpai luar biasa, banyak hal yang Anda
bisa melihat, merasakan, dan mengikuti. Saya ajak kita melampaui ini semua
dalam arti tetap dalam prinsip kita, bahwa di tengah hiruk pikuk kebangsaan ada
nikmat yang menyatukan kita," kata TGB menambahkan. (Eka)
0 Komentar