Breaking News

Ulil Abshar Abdalla: Khilafah Politik Tidak Dibenarkan

Pendiri JIL Ulil Abshar Abdalla menyatakan ada gerakan yang mencoba merubah sistem negara melalui khilafah politik, dan upaya ini ujar Ulil harus di hentikan karena bisa menimbulkan kekacauan
Mataram (postkotantb.com)- Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla menyatakan persoalan khilafah masih menjadi topik yang harus di selesaikan. Menurutnya adanya pergerakan dan organisasi yang menginginkan berdirinya khilafah di Indonesia harus mendapat respon dari semua elemen. Ulil menegaskan keinginan sejumlah pihak dan organisasi yang menginginkan berdirinya negara Khilafah di Indonesia harus di cegah.

Lebih lanjut Ulil menyatakan, yang terjadi saat ini sejumlah pihak melakukan khilafah politik yang berupaya mengganti sistem dan aturan negara. Khilafah politik ini ujar Ulil di motori oleh organisai Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI. Langkah pemerintah melarang organisasi ini eksis di nilai Ulil sebagai langkah yang tepat.

"Jadi yang marak sekarang adalah khilafah politik dimana sejumlah pihak tujuannya merubah sistem negara dan pemerintahan, ini akan menjadi bahaya bila di berikan ruang, pemerintah tetap harus tegas agar tidak terjadi kekacauan," ujarnya usai menjadi pembicara pada acara dialog terbuka Khilafah vs Nation State di hotel Aston Mataram, Kamis (25/7).

Sementara Ketua Ikadin Cabang Mataram Irfan Surya Dinata mengatakan acara dialog tersebut sebagai upaya edukasi dan pemahaman terkait sistem khilafah. Irfan menambahkan sistem negara NKRI telah paten dan tidak bisa di rubah. Adapun gerakan yang berupaya merubah sistem negara harus di lawan.

"Kita hidup di NKRI dan kita ingin sebagai warga negara yang baik harus tetap menjunjung tinggi falsafah negara ini, jadi mari kita kita hidup dalam keberagaman di NKRI ini," lugasnya.

Selain membahas masalah khilafah dialog ini juga membahas sejumlah persoalan yang berkaitan dengan kehidupan beragama di Indonesia. Salah satunya adalah persoalan warga Ahmadiyah yang sampai saat ini masih menetap di sejumlah tempat akibat penolakan dari warga karena di anggap sebagai ajaran yang sesat. (RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close