Breaking News

Gili Terawangan Sepi Sejumlah Hotel Mulai Meliburkan Karyawannya

Paska eksodusnya wisatawan asing pada hari Senin (16/3), kondisi Gili Terawangan kini lebih sepi, foto/doc. Marc Hotel

Mataram (postkotantb.com)- Ujian berat kembali menerpa sektor pariwisata di NTB menyusul merebaknya virus corona atau Covid-19. Iklim pariwisata yang mulai kondusif pasca di guncang gempa bumi beberapa waktu lalu kini mulai meredup.

Para pelaku pariwisata harus menerima kenyataan pahit dahsyatnya penyebaran virus corona mampu menggoyang sektor ini. Terlebih di kawasan Gili Terawangan, informasi penutupan fasboat dari Bali ke kawasan tiga gili selama 14 hari ternyata memberikan dampak siginifikan.

Senin (16/3) ribuan pelancong yang sebagian besar merupakan warga negara asing memilih eksodus keluar dari kawasan tiga gili. Simpang siurnya informasi bahwa kawasan tiga gili di "Lockdown" untuk menghindari penyebaran virus berbahaya tersebut juga berimbas pada kepanikan yang terjadi di kawasan tiga gili. Meski pemerintah membantah bahwa tidak ada Lockdown di kawasan tiga gili dan meminta wisatawan untuk tidak panik namun penegasan tersebut tidak membuat wisatawan asing yang berada di gili menjadi tenang.

Merekapun memilih untuk eksodus keluar dari tiga gili. Sepinya kawasan tiga gili khususnya di Gili Terawangan pasca ekskdusnya wisatawan ini mulai memberikan dampak pada perputaran ekonomi di kawasan tersebut. Sejumlah hotel mengalami penurunan drastis angka hunian.

Para pengelola hotel mengambil kebijakan meliburkan karyawannya untuk mengurangi beban operasional. Marc Hotel salah satu pengelola akomodasi yang mulai mengurangi karyawannya.

General Manager Marc Hotel Meyfia Natalesia mengatakan pihaknya terpaksa mengurangi jumlah pekerjanya karena kondisi hunian hotel yang terjun bebas. Ditambah eksodusnya para wisatawan dari Gili Terawangan membuat situasi di Gili Terawangan mulai tidak menentu. 

"Kami tidak banyak pak merumahkan karyawan tapi temen temen hotel lain yang juga kena efect nya lebih besar seperti di Gili Air juga merumahkan karyawannya," ujar Lesya panggilan akrabnya melalui Whatssapp.

Lesya berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan sehingga para wisatawan tidak takut datang ke Gili Terawangan. "Harapan kami pemerintah mengklarifikasi ke masyarakat dan dunia bahwa wisatawan masih bisa masuk ke tiga gili mengunakan airplane, dan ferry boat dari Padang Bai Bali ke Lembar Lombok lalu ke gili dan tolong jangan tergesa gesa dalam memutuskan sesuatu agar tidak menimbulkan ketakutan," harapnya.


Lesunya pariwisata juga di rasakan di kawasan Senggigi. Hotel Aruna mengkonfirmasi terjadi penurunan drastis tingkat hunian serta pembatalan reservasi kamar. General Manager Aruna Senggigi Weni Kristanti bahkan mengatakan selain anjloknya angka hunian kamar beberapa even yang sudah terjadwal terpaksa di batalkan. Sementara di Hotel Jayakarta, pihak manajemen terpaksa merumahkan karyawan kontraknya. General Manager Hotel Jayakarta Cerry Abdul Hakim mengatakan pihaknya terpaksa merumahkan karyawan kontraknya karena sepi nya tamu.

Kepada karyawan tetap Cerry menawarkan cuti sebagai pengganti hari libur. "Sementara karyawan harian/ casual yang dirumahkan, karyawan tetap belum, Kecuali April masih berlanjut (Kondisi sepi), kami juga menawarkan kepada karyawan tetap untuk mengambil cuti sebagai pengganti hari libur," jelas Cerry.

Ketua Gili Hotel Association Kusnawan mengatakan pergantian jadwal kerja di sejumlah hotel tersebut untuk mengurangi beban operasional. Namun ia optimis dengan klarifikasi dan pemberitaan yang benar mengenai status di kawasan tiga gili akan membuat wisatawan kembali datang.

"Ini kan ada miss komunikasi dan informasi yang salah bahwa kawasan tiga gili di Lockdown, padahal tidak ada seperti itu, saya juga sudah bertemu dengan pak gubernur dan beliau menyampaikan bahwa tidak ada lockdown, kawasan tiga gili masih bisa di kunjungi melalui pelabuhan Bangsal, ini yang harus di luruskan," papar Kusnawan.

Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah saat menggelar jumpa pers di Bandara Internasional Lombok, Selasa (17/3) menegaskan kawasan tiga gili tidak di lockdown. Pemprov NTB hanya membatasi fastboat dari Bali ke kawasan tiga gili. Selebihnya kawasan tiga gili masih di buka melalui jalur penyebrangan yang lain.

"Tidak di lockdown kita hanya membatasi masuknya fastboat dari Bali untuk mengantisipasi resiko penyebaran covid-19, kawasan tiga gili masih bisa di kunjungi melalui pelabuhan Bangsal atau jalur yang lain," tandas gubernur. (RZ)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close