Breaking News

Semangat Buruh Tani di Tengah Pandemi Covid 19

dokumentasi: penyerahan bantuan oleh Wakil Bupati Lombok Tengah, HL. Pathul Bahri tahun 2019 lalu

Lombok Tengah (postkotantb.com)- Buruh tani merupakan pejuang kedaulatan pangan. Meski ditengah ancaman penularan Covid 19, tidak menghalangi semangatnya, untuk terus menerus menyiapkan dan memproduksi pangan penduduk bumi agar dapat bertahan dan melangsungkan kehidupan,secara normal.
Situasi darurat Covid 19 yang melanda khususnya di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), buruh tani merupakan golongan masyarakat yang paling rentan terhadap imbas Pandemi Covid 19, karena  adanya pembatasan aktivitas keseharian.

Lalu Iskandar SP.MM, Kamis kemarin mengaku prihatin melihat kondisi demikian.  Di saat sebagian dari masyarakat memilih melakukan isolasi diri, para pejuang kedaulatan pangan ini, tanpa takut dan gentar, tetap setia menjalankan profesinya.

Padahal, pandemi wabah virus itu setiap saat dapat membahayakan jiwa, raga dan keluarganya demi menghasilkan padi untuk dikonsumsi oleh manusia.

"Covid 19 dapat mengancam siapa saja yang diinfeksinya, tanpa mengenal profesi dan jabatan,"ungkapnya prihatin.

Diantaranya Amaq Milati dan Marwi. Buruh tani asal Dusun Hujan Rintis, Desa Aikmual ini diakuinya, merupakan contoh dari sekian banyak buruh tani di Pulau Lombok. Di wajah mereka, tidak tertampak rasa ketakukan terhadap ancaman penularan Covid 19.

Namun, dikala pemerintah memberikan bantuan berupa sarana alat panen padi, bagi rumah tangga miskin, mereka menyambutnya dengan gembira dan menyampaikan, bahwa masa panen sekarang lebih hemat tenaga.

Sebab, aktivitas panen telah dimudahkan dengan mesin perontokan padi, yang diberikan pemerintah terhadap petani yang berstatus keluarga miskin. Dengan adanya mesin perontok, hasil panen dari kedua pejuang ketahanan pangan ini mengalami peningkatan.

Kedua orang tersebut berharap, bantuan serupa dapat dibagikan ke seluruh buruh tani dan rumah tangga miskin, agar dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan jumlah pangan.

Amaq Milati dan Marwi masuk di dalam lima group permanen yang menggunakan mesin perontok padi. Sedangkan 3 group permanen, masih memanen padi menggunakan cara manual.

Kemudian pemerintah juga memberikan sarana berupa kereta dorong (arco,red), untuk meringankan kedua orang tersebut, membawa hasil panen menuju lokasi penjemuran padi.

"Bantuan itu diberikan tahun 2019, melalui pendekatan sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan."tutur Kadis.

Sub sektor tanaman pangan, sasarannya difokuskan kepada rumah tangga miskin (RTM) yang berprofesi sebagai buruh tani dengan mengalokasikan sarana perontokan padi sebanyak 64 unit, yang terdiri dari 1 set alat mesin pemotong jerami dan  1 set perontok padi. Alat-alat tersebut telah digelontorkan kepada rumah tangga miskin di 9 kecamatan se kabupaten.

Sedangkan sub sektor peternakan, sasarannya difokuskan kepada rumah tangga miskin potensial peternak sapi dan peternak unggas.

Sasarannya meliputi 280 rumah tangga miskin, ternak ayam kampung unggul balitnak (KUB) sebanyak 22 rumah tangga miskin,ternak ayam petelur dan itik atau bebek sebanyak 20 rumah tangga miskin yang didistribusikan langsung ke rumah tangga miskin dengan sistem "by name by addres"(data Dinas Sosial Lombok Tengah,red)

Bantuan tersebut bertujuan untuk membantu meringankan beban hidup masyarakat miskin yang bekerja permanen, sebagai buruh tani.

Selain itu, bantuan tersebut merupakan langkah strategis pemerintah, untuk menekan dan mengurangi angka kemiskinan, di bidang pertanian, dengan memberi kesempatan rumah tangga miskin, untuk beternak sapi dan memelihara ayam petelur.

Sesuai data BPS Loteng tahun 2019, jumlah keseluruhan buruh tani, tercatat sebanyak 23.123  rumah tangga yang tersebar di 12 kecamatan.

Pemerintah daerah, melalui dinas tersebut berharap, sejumlah bantuan yang telah diperoleh, dapat dimanfaatkan dan dipelihara secara maksimal, sebagai mata pencahariannya. (rin)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close