Mataram (postkotantb.com)- Sama seperti Pilkada di tujuh
daerah Kota/Kabupaten lainnya di NTB, peta Pilkada Lombok Tengah juga ikut
buram lantaran pandemi corona saat ini.
Namun, Pilkada Lombok Tengah bakal berbeda dengan yang
lain. Hiruk pikuk dan dinamikanya dinilai akan lebih seru.
Lembaga Kajian Politik M16 menganalisa pertarungan
politik di Pilkada Lombok Tengah tidak sesederhana pikiran banyak orang.
Kecerdasan dan visi-misi para kandidat akan menjadi senjata pamungkas
memenangkan pertarungan, ketimbang sekadar popularitas para kandidat petarung.
Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto SH mengatakan,
pasti ada tantangan tersendiri bagi para kandidat untuk memenangkan pertarungan
di daerah yang sedang berkembang pesat ini.
"Pilkada Lombok Tengah jelas beda. Dengan segala
perkembangan yang ada saat ini di daerah itu, yang bisa memenangkan pertarungan
jelas calon Bupati "Rasa" Gubernur," kata Didu, sapaan akrab
Direktur M16, Minggu malam (14/6) di
Mataram.
Ia menjelaskan, setidaknya hal itu ditemukan dalam
kajian yang dibuat M16 dalam tiga minggu terakhir. Kondisi pandemi corona di
Indonesia yang juga dirasakan di NTB, menurutnya, bisa menjadi semacam
"ujian" pertama bagi para kandidat pasangan calon Kepala Daerah,
termasuk di Lombok Tengah.
Lombok Tengah saat ini bukan saja menjadi gerbang masuk
NTB, karena Bandara Lombok ada di sana. Lebih dari itu, Lombok Tengah dengan
KEK Mandalika yang ada, sudah menjadi ikon nasional di kancah pariwisata
internasional, setelah Mandalika ditetapkan sebagai satu dari lima destinasi
superprioritas Indonesia.
Didu mengakui, kepemimpinan Bupati Lombok Tengah HM
Suhaili FT dalam satu dekade terakhir sudah banyak memberi kemajuan bagi Lombok
Tengah di berbagai sektor, termasuk sektor bergengsi "pariwisata".
Toh, tak ada kekuasaan dan kepemimpinan yang abadi.
Secara konstitusi kiprah Suhaili FT sudah segera berakhir di periode kedua
sebagai Bupati Lombok Tengah.
"Nah, di Pilkada kali ini lah, semua harus dijawab.
Siapa yang paling tepat meneruskan pemerintahan pasca Suhaili," tukasnya.
Menurutnya, kemampuan pasangan kepala daerah Lombok
Tengah ke depan harus sangat mumpuni. Visi-misi pembangunan yang ditawarkan pun
tak bisa hanya sekadar copy-paste janji-janji manis belaka.
Ia mencontohkan, bagaimana strategi membangkitkan
kembali pariwisata yang terpuruk selama pandemi corona akan menjadi salah satu
tantangan terberat Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah selanjutnya.
Namun, Didu menyakini, kemampuan memajukan sektor
pariwisata ini akan berdampak multiplier effect untuk sektor lainnya. Ini
antitesis dari gejala dalam pendemi corona, dimana saat pariwisata terpuruk, sektor
lainnya pun ikut menyusul.
"Jadi key-nya ada di visi dan misi. Kandidat yang
bakal menjadi pemenang di Lombok Tengah tidak hanya bergantung pada popularitas
semata. Orang baru pun bisa menang sepanjang visi dan misi pembangunannya
joss," katanya.
Didu menambahkan, ada euforia dan semangat optimistis
masyarakat di Lombok Tengah terkait gelaran MotoGP yang akan dilaksanakan di
sirkuit terbuka KEK Mandalika kelak.
Hal ini sebenarnya merupakan sebuah pesan besar, bahwa
Lombok Tengah juga akan sangat maju sebagai daerah yang cukup bergengsi di NTB
dan di tingkat nasional.
"Sehingga pemimpinnya ke depan juga harus yang
visioner dan mampu menciptakan lompatan-lompatan kemajuan yang jauh. Jadi
Pilkada Lombok Tengah, saya yakin tidak sesederhana yang kita pikirkan,"
pungkasnya. (Eka)
Social Footer