Breaking News

SADAR Bahas Skala Prioritas dan Konsep Tata Ruang

Selasa (27/10), Calon Bupati Lombok Tengah, Ir H. Dahrun, MM Mengupas sebagian dari skala prioritas visi-misi SADAR dalam membangun daerahnya.

Lombok Tengah (postkotantb.com)- Kebutuhan air di sektor pertanian dan kesehatan di wilayah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), sebagai modal pasangan Calon nomor urut 5, Saswadi-Dahrun (SADAR) untuk maju pada kontestasi politik pilkada 2020.


"Kami menyorot kebutuhan air di wilayah Praya bagian utara, selatan dan timur, bagian dari skala prioritas Visi-misi," tutur Calon Wakil Bupati Loteng, Ir. H. Dahrun, MM, di posko perjuangan, Dusun Jembe, Desa Sabe, Kecamatan Janapria, Selasa (27/10).


Sesuai evaluasi melalui kegiatan blusukan, pasangan ini telah memetakan solusi untuk membantu petani di wilayah utara Loteng. Diantaranya dengan pemanfaatan Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat. 


Bendungan tersebut, kata dia, akan menampung volume air sangat besar. Apabila sebagian dari jumlah volume itu didistribusikan ke Loteng bagian utara, diyakini mampu mendongkrak kuantitas masa panen. Jumlah volume yang dibutuhkan guna mengairi lahan pertanian, sekitar 97 juta m3.


"Bendungannya sedang dalam pelaksanaan dan menurut informasi, progresnya sudah mencapai 25 persen"kata dia.


Persoalan air bersih turut mewarnai ikhtiar pasangan SADAR. Masyarakat di seputar wilayah kecamatan Praya Barat dan Praya Timur, kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan konsumsi.


"Untuk wudhu saja susah,"ketusnya.


Tentu setelah paslon ini menang pilkada,  Dahrun akan mengupayakan Pengeboran Air Tanah (PAT). Pelaksanaannya akan dimulai dengan survei lokasi titik pengeboran.


"Setiap lokasi memiliki topografi yang berbeda. Kalau datarannya tinggi, ukuran kedalamannya berbeda. Maka dibutuhkan survei," paparnya.


Tata Ruang


Khusus tata kota, Pasangan SADAR memiliki strategi. Yakni dengan menata setiap sudut Kota Praya agar menjadi indah dan nyaman. Kemudian terkait penataan pemukiman dan perkantoran di wilayah Kota Praya, pihaknya mengacu ke rencana umum tata ruang kabupaten.



Setelah sukses menata di kota, perjuangan penataan ini berlanjut setiap desa melalui pengesahan peraturan  daerah tentang rencana umum tata ruang kecamatan dan desa. Karena sejauh ini, banyak bangunan yang terletak jauh dari jalan raya tidak difungsikan secara maksimal serta terbengkalai.


"Bangunan yang dekat jalan raya saja yang berkembang. Ini akibat pembangunannya tidak melalui rencana tata ruang tadi. Jadi peruntukan pemanfaatan lahannya belum jelas,"cetusnya.


Seperti kejadian beberapa waktu lalu di BKU. Terdapat bangunan pabrik rokok yang beroperasi secara tanpa mengantongi izin dari pemerintah daerah. Keberadaan pabrik ini juga mengganggu aktivitas warga. Dimana cerobong asap dan limbah B3 tidak terkontrol serta mencemari lingkungan.


"Kalau tata ruangnya jelas, otomatis yang punya usaha harus urus IMB. Kemudian izin operasi. Termasuk destinasi wisata Kute. Harus ada rencana tata ruang, jangan sampai masyarakat tidak bisa menikmati keindahan pantai itu, karena tidak ada akses jalan umum,"bebernya.


Kemudian usulan pembangunan UPTD Puskesmas di Desa Langko dan Stute. Padahal sudah ada UPTD Puskemas di deaa Janapria. Lagi-lagi kesulitan jarak tempuh akibat minimnya akses jalan, masyarakat di desa itu mengeluh.


"Jika telah terpilih, kami berikhtiar dan bekerja agar daerah ini Mandiri, Maju, Makmur dan bermartabat,"tutupnya.(rin)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close