![]() |
Ketua panitia even Pekenan Dayan Gunung Lalu Kusnawan (baju merah) memberikan keterangan pers terkait program even pekenan dayan gunung di Mataram, Selasa (17/11) |
Mataram (postkotantb.com)- Kondisi tiga Gili saat ini masih mati suri terkena dampak dari covid-19. Pernyataan tersebut di sampaikan oleh Ketua Gili Hotel Association Lalu Kusnawan sekaligus ketua panitia Pekenan Dayan Gunung saat menggelar jumpa pers Pekenan Dayan Gunung, Selasa (17/11).
Miq Kus panggilan akrabnya melanjutkan sejumlah upaya dilakukan untuk menghidupkan kembali pariwisata di gili yang di awali dengan program Gili Gets Ready, dilanjutkan dengan simulasi menghadapi covid-19 dan yang teranyar adalah program Pekenan Dayan Gunung Ngemunggahang Dowe Banda Gumi Sasak.
Lalu Kusnawan menjelaskan Program ini selain upaya membangkit kondisi pariwisata di gili juga untuk melestarikan adat budaya di wilayah KLU. Peserta akan diikuti 50 vendor.
Kegiatan ini ujar Lalu Kusnawan bertujuan untuk menggerakan UMKM dan pariwisata. Panitia akan bersurat ke bupati dan gubernur dan meminta semua kadis untuk ikut meramaikan acara ini namun datang sebagai wisatawan.
Adapun sejumlah kegiatan yang akan di gelar dalam event ini adalah Pekenan Keris dan Batu permata, Pekenan Kerajinan dan Khas Dayan Gunung, Pekenan Kuliner masyarakat Gili, Workshop, Kesenian tradisional Dayan Gunung, Restorasi terumbu karang 3 gili dan penanaman pohon tiga gili.
"Konsep kita adalah culture to nature, selain budaya juga akan ada kegiatan yang bersifat alam (nature) akan ada restorasi terumbu karang dan penanaman pohon," jelas Lalu Kusnawan.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara Vidi Eka Kusuma menegaskan dalam promosi dan kegiatan event ini tetap akan memperhatikan protokol covid-19.
"Dalam kegiatan ini kita akan tetap berlakukan protokol covid-19, di tiga gili sendiri sampai saat ini masih zero (nol) kasus covid-19," ujar Vidi.
Even Pekenan Dayan Gunung ini ucap Vidi merupakan kolaborasi antara Dispar KLU dengan pelaku pariwisata dengan tema Culture to Nature.
Selain itu KLU sendiri mendapatkan dana hibah pariwisata dengan jumlah 15 milyar dan anggaran ini di gunakan untuk membantu pelaku pariwisata yang terdampak dan promosi pariwisata di KLU.
"Dana hibah untuk di NTB, KLU mendapatkan paling besar dan dana hibah ini akan di alokasikan untuk membantu pelaku pariwisata yang terdampak dan juga untuk membantu even promosi pariwisata," jelas Vidi.
Sementara Ketua SNKI Korwil NTB Syafari Habibi sebagai salah satu peserta yang mengikuti even ini selain menegaskan eksistensi SNKI dalam meningkatkan iklim pariwisata juga memperkenalkan budaya keris. Dirinyapun menyatakan akan membantu mempromosikan even ini kepada para pecinta keris dan kordinator wilayah SNKI di seluruh indonesia.
"Ketika diminta untuk bergabung dalam even Pekenan Dayan Gunung kami berusaha untuk memberikan kontribusi, Selain sebagai wadah transaksi SNKI korwil NTB juga akan melakukan promosi pariwisata NTB khususnya kepada pengurus korwil di nusantara," jelas Habibi.
Sesuai dengan temanya, even ini juga tidak terlepas dari sentuhan budaya. Tokoh adat KLU Raden Prawangsa Jayaningrat atau yang akrab di panggil Mangku Bajang menjelaskan sejumlah keris dan barang antik sebelum di pamerkan akan di arak di iringi dengan kesenian khas Dayan Gunung yakni Kecodak.
Budaya khas ini juga berlanjut saat penyerahan "Sorong Serah" barang antik tersebut kepada panitia pameran.
"Jadi ada sejumlah budaya yang juga disertakan dalam pembukaan even ini," tutur Mangku Bajang.(RZ)
0 Komentar