![]() |
TENUN: para warga binaan pemasyarakatan tengah dibina untuk menenun |
Selain diedarkan di wilayah Kota Mataram, pihak lapas perempuan ini tengah mencari pihak ketiga untuk membantu memasarkan produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) ke luar daerah.
"Pemasaran di luar daerah, sebagai wujud dari pengembangan program bimbingan di LPP Kota Mataram," ungkap Kepala LPP Kelas III Mataram, Dewi Andriani, saat diwawancarai wartawan belum lama ini.
![]() |
MUTIARA: Kepala LPP Mataram dan jajarannya bersama salah satu wartawan, usai melihat hasil kerajinan mutiara karya warga binaan |
"Selama pandemi, kami berupaya mencari pihak ketiga untuk memasarkan produk. Karena kami kesulitan mencari cara bagaimana mengembangkan pemasarannya di luar daerah," bebernya.
Sementara ini, lanjut Dewi, LPP Mataram hanya mendapat jatah anggaran tambahan sebesar Rp. 69 juta. Anggaran ini dialokasikan untuk pengembangan pembinaan di bidang tata boga, salon kecantikan, menjahit, sulam, kain tenun dan kerajinan mutiara. Jumlah anggaran tersebut sangat terbatas. Bahkan untuk memasarkan produk.
"Ya dicukup-cukupi saja," imbuhnya.
Meski demikian, pihaknya optimis dan berharap tahun ini penjualan hasil produksi para perempuan mandiri binaan LPP Mataram akan mencapai ombset. Kurang lebih sebesar Rp. 2,5 Juta pertahunnya. "Dengan adanya bantuan pihak ketiga kami berharap dapat memenuhi target omset," tutupnya.(RIN/SFM)
0 Komentar