Breaking News

Harga Gabah Anjlok!! Diduga Hasil Permainan Kotor Bulog

 


Loteng, (postkotantb.com) - Harga gabah petani pada musim tanam pertama tahun 2022, tidak menguntungkan para petani alias anjlok.

Anjloknya harga gabah tersebut, tentunya menyisakan pilu bagi para petani. Menyikapi hal itu, telah memantik perhatian Kasta NTB.

Presiden Kasta NTB Lalu Wink Haris mengaku iba dan prihatin atas nasib para petani dan memutuskan melakukan investigasi ke lapangan.

"Saya sangat kasihan kepada para petani kita atas anjloknya harga gabah, dan setelah kami lakukan investigasi ternyata, kami menduga anjloknya harga gabah disebabkan permainan kotor Badan Urusan Logistik
(Bulog)," Katanya, Rabu (25/5).

Hal tersebut dibuktikan dengan proses pembelian gabah para petani melalui perusahaan mitra perusahaan umum Bulog NTB yang diskriminatif. Harga beli gabah petani sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh Bulog (HPP) adalah untuk Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp  4.300/kg sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG) sebesar Rp. 5.300/kg.

Tetapi faktanya, untuk pembelian di tingkat petani oleh para mitra (rekanan) yang ditunjuk oleh Bulog gabah para petani dihargai 'cuma' 3.600/kg dan itupun tidak cash and carry tapi menunggu sampai gabah para petani masuk ke gudang Bulog.

Masalahnya untuk Gabah hasil musim tanam pertama tahun ini, Bulog sangat selektif menerima droping beras dari para mitranya, bahkan ada indikasi permainan yang melibatkan orang dalam Bulog dengan beberapa perusahaan mitra mereka, modusnya dengan cara menolak pembelian gabah yang masuk dari perusahaan perusahaan mitra mereka dengan berbagai alasan.

Sementara dua perusahaan yang dimiliki oleh salah seorang pengusaha dianak emaskan. Ironisnya perusahaan mitra lain harus dan terpaksa menjual gabah/beras mereka kepada oknum kontraktor tersebut dengan harga yang jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Bulog baru kemudian melalui perusahaan milik salah satu oknum tersebut mulus masuk ke Bulog

"Kami menduga ada indikasi legalisasi praktek monopoli dan bisnis hitam untuk memberikan kesempatan mengeruk keuntungan pribadi oknum pengusaha yang kolaboratif dengan orang dalam di Bulog NTB untuk memuluskan masuk nya beras para petani hanya melalui satu dua buah perusahaan besar milik oknum tertentu," Tudingnya.

Para perusahaan mitra bulog lainnya harus terpaksa menjual harga beras mereka kepada oknum pemilik perusahaan yang berdomisili di wilayah Kabupaten Lombok Barat tersebut dengan harga Rp. 7.300 sementara Bulog akan melakukan pembayaran senilai Rp. 8.300/kg.

Praktek inilah yang disinyalir menjadi sebab anjloknya harga gabah di tingkat petani karena panjangnya proses  birokrasi dan rendahnya harga pembelian para perusahaan mitra jauh di bawah harga yang ditetapkan oleh Bulog.

Kalau pihak perum Bulog NTB menyebut jika pembelian gabah petani semua sesuai regulasi maka pihaknya persilahkan pihak Bulog NTB untuk melakukan investigasi dan temui para petani.

"Atas dugaan dan temuan ini, Senin depan kami akan mendatangi DPRD provinsi NTB untuk melakukan Herring publik dan mengundang semua pihak untuk kami mintai keterangan, baik itu perum Bulog NTB, Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi NTB dan pemilik perusahaan perusahaan mitra Bulog yang selama ini kami duga mendapatkan wild card dan keistimewaan dari Bulog NTB," pungkasnya. (Ap)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close