Breaking News

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA Ketua Dewan Pers 2022-2025

 
----
Catatan
Didin Maninggara
----



Sebagai teman lama sejak tahun 1980, saya menyampaikan selamat menjalani amanah kepada Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA terpilih menjadi Ketua Dewan Pers masa bakti 2022-2025.

Dalam keputusan yang diambil di Jakarta pada Rabu, 18 Mei 2022, Azyumardi Azra terpilih sebagai Ketua Dewan Pers.

Selanjutnya, M Agung Dharmajaya menjadi Wakil Ketua Dewan Pers. Agung sebelumnya menjadi anggota Dewan Pers, sekaligus Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers periode 2019-2022.

Selain itu, Dewan Pers menetapkan Ketua dan Wakil Ketua Komisi-Komisi. Yadi Hendriana menjadi Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers. Adapun Arif Zulkifli sebagai Komisi Hukum dan Perundang-undangan.

Azyumardi Azra, lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955, seumur dengan saya. Saat kuliah di Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia sambil menjadi wartawan Majalah Panji Masyarakat yang berkantor redaksi di salah satu ruangan Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saat bersamaan, saya wartawan di Koran Pelita, sebuah media pers dengan konten utama menyuarakan suara ummat Islam Indonesia.


Azyumardi dikenal ketagihan membaca. Koran bekas merupakan media paling akrab dengan pengembaraan imajinasi dirinya. Buku cerita, novel, kumpulan puisi, cerpen, dan komik juga memberi warna kreatif yang masih tertancap dalam pikiran dan ingatan sampai saat ini. Itu seperti kisah komik Kho Ping Hoo dan James Bond yang merupakan kisah penting, sarat inspiratif dalam memorinya, yang berperan membentuk kepribadian untuk melanjutkan misi kehidupannya.

Siapa sangka, dalam perjalanan kehidupannya, berkat kerja kerasnya, dan ketekunan membaca, Azyumardi menjadi orang Indonesia pertama yang menerima gelar kebangsawanan “Sir” dari Kerajaan Inggris dan  orang Asia Tenggara pertama yang di angkat sebagai Profesor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009).

Gelar “Sir” adalah gelar prestisius yang identik dengan gelar kebangsawanan di Inggris. Tidak sembarang orang di luar negara persemakmuran Inggris dapat diberi gelar “Sir” oleh kerajaan Inggris. Prof. Dr. Azyumardi Azra menerima penghargaan dari Ratu Elizabeth II sebagai “The Commander of The order of The British Empire” atau CBE award alias Panglima Kerajaan Inggris.

Penghargaan diberikan karena Azyumardi dinilai berjasa dalam memberikan kontribusi penting dalam membangun hubungan baik antar agama di tingkat internasional, khususnya antara Indonesia dan Inggris. Dengan gelar tersebut, maka ia berhak menyandang gelar “Sir” pertama di Indonesia.

Kerajaan Inggris seringkali memberikan penghargaan kebangsawanan pada seseorang. Tetapi tidak sembarangan orang bisa mendapatkan gelar kebangsawanan, apalagi seseorang yang bukan warga negara dari negara persemakmuran Inggris.

Umumnya, orang sangat bangga dengan gelar-gelar dari Ratu Inggris. Mereka bangga menjadi bagian dari keluarga kerajaan dan sahabat Pangeran Charles. Pesepak bola David Beckham pernah menerima Officer of the Order of British Empire (OBE), di bawah CBE. Menurut Azra, urutan gelar dari Kerajaan Inggris itu paling tinggi ”pahlawan” atau Knighthood of the Order of British (KBE), CBE, OBE, dan terendah ”anggota” atau Member of the Order of British (MBE).

Azyumardi juga dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia sekarang Guru Besar UIN Jakarta, dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad, Pakistan. Menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.

Azyumardi menikah dengan adik tingkatnya saat kuliah di UIN Jakarta bernama Ipah Farihah, asal Binuwangiuen (sebuah daerah pesisir) di Kabupaten Lebak, Banten. Dikaruniai 4 anak yakni Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra, Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra.

Azyumardi Azra dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial dan intelektual Islam. Ketika menjadi Rektor pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, ia melakukan terobosan besar terhadap institusi pendidikan tersebut. Pada Mei 2002 IAIN tersebut berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jepang juga memberikan penghargaan bintang jasa untuk Azyumardi Azra yang dikenal sebagai salah satu tokoh Islam moderat dari Indonesia. Ia diketahui merupakan salah satu sosok yang aktif berkontribusi terhadap pengembangan hubungan antara Jepang dan Indonesia.

Sepanjang perjalanan karirnya di dunia pendidikan, Azyumardi Azra telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan hubungan kedua negara melalui bidang penelitian regional Indonesia khususnya penelitian tentang Islam serta melalui pertukaran akademik.

Atas jasa-jasa tersebut, Pemerintah Jepang memberikan penghargaan berupa penganugerahan “The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star.” Penyerahan Bintang Jasa oleh Sri Baginda Kaisar Jepang, Akihito, telah dilakukan di Istana Kekaisaran Jepang pada 7 November.

Terakhir saya bertemu Azyumardi ketika ia bersama Kapolri Tito Karnavian berkunjung ke Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Pemangong, Sumbawa pada April 2018.

Azyumardi ingin fokus meningkatkan kesejahteraan insan pers dan kualitas wartawan.

Susunan Dewan Pers Periode 2022-2025
A. Ketua: Azyumardi Azra

B. Wakil Ketua: M. Agung Dharmajaya

C. Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers: Yadi Hendriana, Wakil: Paulus Tri Agung

D. Komisi Hukum dan Perundang-undangan: Arif Zulkifli, Wakil: Ninik Rahayu

E. Komisi Pendidikan dan Pengembangan Profesi: Paulus Tri Agung, Wakil Ketua: Yadi Hendriana

F. Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi: Ninik Rahayu, Wakil: Asmono Wikan

G. Komisi Hubungan Antarlembaga dan Luar Negeri: Totok Suryanto, Wakil: Arief Zulkifli

H. Komisi Pemberdayaan dan Organisasi: Asmono Wikan, Wakil: Sapto Anggoro

I. Komisi Pendanaan dan Sarana Organisasi: Sapto Anggoro, Wakil: Totok Suryanto.

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close