Breaking News

Dinas Pariwisata Latih 40 Pelaku Wisata di 10 Desa di Lombok Utara

 


Lombok Utara, (postkotantb.com) -- Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata di Hotel Mina Tanjung. Pelatihan yang diikuti 40 orang dari 10 desa ini dilangsungkan selama tiga hari, mulai 26 - 28 Juli 2022.

Adapun para peserta ini sudah terdaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sekretaris Dinas Pariwisata Lombok Utara, Aku Zulkarnain, M.SI menjelaskan, para peserta ini merupakan utusan dari 10 desa. Terdiri dari Kepala Desa, BUMDes dan Pokdarwis.

"Pariwisata ini memang menjadi salah satu sektor strategis untuk meningkatkan perekonomian daerah," ujarnya.

Potensi alam yang dimiliki kata Ali, serta sumber daya manusia (SDM) yang kreatif menjadi modal penting bagi suatu desa untuk membangun wilayahnya menjadi desa wisata.

Untuk itu kata Ali, Desa Wisata Institut juga turut hadir mengawal perjuangan desa-desa di Indonesia untuk mencapai kemandirian melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi desa.

“Saya juga melihat pemerintah pusat sudah sangat luar biasa perhatiannya. Baik itu dari Kemenparekraf, maupun kementerian-kementerian lainnya yang turut hadir di desa-desa wisata kita," imbuhnya.

Diharapkan, dengan hadirnya desa-desa wisata ini dapat menampilkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Sebab desa wisata memiliki segala kearifan lokal, potensi yang dimiliki, kekayaan lokal, dan yang terutama kekuatan alam yang dimiliki. Hal ini untuk kepentingan desa wisata maupun kepentingan kepariwisataan yang turut imbas akan mendorong atau mendukung pembangunan berkelanjutan di event nasional maupun internasional.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata (PSDP) Dinas Pariwisata Lombok Utara, Fahman Toriki, SST, Par MISTM mengatakan, materi dan pelatihan yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain penggalian potensi desa, kelembagaan desa wisata, pembuatan paket wisata, manajemen pengelolaan desa wisata, serta story tellung dan digital marketing.

Penyampaian materi kata dia, dikemas dengan teknis partisipatif. Dimana peserta diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam menyampaikan gagasan atau ide serta membuat program kerja.

Dalam materi yang disampaikan Fahman Toriki, peserta pelatihan didorong untuk dapat kreatif dalam mengemas potensi wisata yang ada di Desa dapat dinikmati masyarakat desa lain di sekitarnya.

Fahman memaparkan, bentuk kreativitas yang dimaksud tidak hanya sebatas pada membuat objek swafoto seperti yang sedang marak belakangan ini.

"Salah satu bentuk kreativitas yang harus diupayakan untuk meningkatkan antusias dan lama tinggal wisatawan adalah, pengemasan paket wisata dan penguatan teknik bercerita atau story telling," ungkapnya.

Konten yang kreatif juga menjadi sebuah umpan dalam mempromosikan desa wisata. Saat ini, media yang paling murah dan cukup efektif dalam memasarkan pariwisata adalah melalui media sosial. Dengan rata-rata penggunanya adalah generasi milenial, konten yang kreatif akan cepat viral. Namun yang perlu diantisipasi juga lanjutnya, generasi milenial pada umumnya adalah orang-orang yang cukup kritis terhadap fenomena sosial. Untuk itu, pengelolaan desa wisata tak bisa sembarangan sehingga diperlukan sumber daya manusia yang dapat melayani secara baik (prima).

Mas Andi, salah satu narasumber juga pun turut menguatkan bagaimana nantinya pemerintah desa berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengembangan desa wisata.

Menurutnya, partisipasi masyarakat adalah kunci untuk menyukseskan pengembangan desa wisata. Karena nantinya, hasil yang diperoleh dari desa wisata harus dapat dinikmati masyarakat desa yang lain di sekitarnya.

Teknik pemetaan yang umum digunakan dalam kegiatan analisis sosial ini menjadi media visual yang sangat mudah dipahami. Melalui perwakilan dari masing-masing bidang dan dusun, peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk dapat mempresentasikan hasil pemetaannya, kemudian secara bersama-sama diputuskan jalan keluarnya, sehingga muncul sebuah program kerja.

Mas Andi juga memberikan gambaran bagaimana prosesnya merintis Desa Wisata dan untuk meraihan prestasi itu tentunya tak terlepas dari peran serta masyarakat dalam mengedepankan prinsip pariwisata berkelanjutan.

"Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang melibatkan semua pihak, khususnya masyarakat lokal untuk bersama-sama mengelola sumber daya. Sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi maupun sosial dan ikut serta dalam memastikan keberlanjutan budaya lokal, ekologi (habitat alam, keanekaragaman hayati), dan sistem pendukung lainnya," jelasnya. (@ng)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close