Breaking News

JK Kritik Keberadaan Armada Bus DAMRI di PT AMNT

Dok RIN.

Mataram (postkotantb.com)- Ketua DPD Organda NTB, Junaedi Kasum, kembali menyoroti Keberadaan armada bus milik DAMRI Cabang Mataram, pada  trayek PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), yang belakangan, dinilai menimbulkan persoalan di tengah kalangan pengusaha transportasi lokal.

"Sebelum penawaran, seharusnya DAMRI koordinasi dan memberikan kesempatan duluan untuk pengusaha lokal. Terkecuali kalau lokal memang tidak mampu, baru masuk Damri. Ini untuk menjaga kondusifitas daerah," kritik JK, sapaan akrabnya, Kamis (29/03).

Trayek yang dimaksud JK, berupa moda transportasi untuk antar jemput karyawan perusahaan tambang emas KSB tersebut. Menurut JK, bahwa PT AMNT tidak pernah mengeluarkan informasi secara resmi adanya trayek tersebut.

Di sisi lain, kehadiran armada bus DAMRI di PT AMNT kata JK, terkesan secara diam-diam. Ini menyebabkan iklim usaha transportasi di KSB, tidak kondusif. Bahkan, sampai hari ini pun, Organda NTB tidak mengetahui berapa jumlah unit bus Damri yang beroperasi di perusahaan tambang emas tersebut.

"Kami tidak melarang Damri masuk ke Pulau Sumbawa. Pesan teman-teman Organda, perusahaan BUMN berikan dulu kesempatan kepada lokal melalui pengumuman terbuka. Jangan karena ada kenalan, langsung buat penawaran. Kan ini jadi kecemburuan," ungkapnya.

"Kami sebagai putera daerah, tentu mengamini tuntunan teman-teman terkait DAMRI. Harus ada ruang untuk piring nasi pengusaha transportasi lokal. Kalau seperti ini, kami tidak bisa menjamin teman-teman lokal berhenti mengganggu perusahaan ini," sambungnya.

Terpisah, General Manager DAMRI Cabang Mataram, M Aris Sutanto, menepis tuduhan yang menyebut, bahwa keberadaan DAMRI, mengganggu iklim usaha transportasi lokal. Secara teknis, lanjut Aris, pihaknya sudah memenuhi syarat dalam kontrak yang diberikan PT AMNT.

Saat itu pun, penawaran trayek di area pertambangan hingga terbitnya surat penunjukan terhadap DAMRI, berasal dari  PT AMNT. Begitu juga dengan standar kelayakan kendaraan, itu ditentukan oleh perusahaan tersebut. Sehingga, jauh dari monopoli usaha.

"Kami dinyatakan lolos oleh operator teknis perusahaan, kenapa nggak kami ambil kesempatan. Ini pun sudah saya jelaskan ke pak Abu bakar Syehan, sewaktu bus kami belum masuk," bebernya.

"Kami tidak ada niat untuk monopoli. Karena DAMRI itu hanya pemain belakang. Artinya kami ini baru masuk ke PT AMNT. Kalau mau bersaing, ya bersaing secara sehat. Soal keberadaan Damri di dalam area tambang, itu PT AMNT yang punya kebijakan, bukan kami," ketus Aris.

Ditambahkan bahwa sampai saat ini, jumlah bus Damri yang stand by untuk di PT AMNT sekitar delapan unit. Itupun tidak semuanya bisa beroperasi. "Jadi tidak serta merta dinyatakan lolos. Itu harus melalui berbagai tahapan pengecekan dari pihak perusahaan. Bukan DAMRI," jelasnya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close