Unit Satwa K9 Direktorat Samapta Polda NTB melakukan pelatihan dan simulasi bagi Pawang dan satwa K9, untuk mendeteksi bahan peladak pada Unit Gegana di Mako Sat Brimob, Jum'at (04/8/2023).
Mataram (postkotantb.com) - Untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas satwa dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas kepolisian di Daerah Nusa Tenggara Barat, Unit Satwa K9 Direktorat Samapta Polda NTB melakukan pelatihan dan simulasi bagi Pawang dan satwa K9 untuk mendeteksi bahan peladak pada Unit Gegana di Mako Sat Brimob, Jum'at (04/8/2023).
Direktur Samapta Polda NTB Kombes Pol. Frido Situmorang SH, S.I.K., kepada media ini mengatakan, kegiatan pelatihan dan simulasi terhadap Pawang dan satwa K9 tersebut merupakan upaya Direktorat Samapta dalam meningkatkan kemampuan satwa, agar mampu secara produktif membantu tugas tugas kepolisian khususnya mendeteksi keberadaan handak.
"Kegiatan pelatihan ini diinisiasi oleh Kanit Satwa Direktorat Samapta Polda Ipda Made Triana dengan melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan Kanit Jibom (Penjinak Bom) Gegana satuan Brimob Polda NTB Iptu Wahyu Nadi, untuk melatih Pawang dan Satwa K9 dalam mendeteksi adanya ancaman bahaya handak dari seseorang atau kelompok keberadaannya di suatu lokasi," Jelas Dir Samapta.
Menurutnya, pelatihan seperti ini sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan Pawang maupun Satwa K9, sehingga diharapkan dapat membantu tugas kepolisian dalam memberikan keamanan dan keselamatan masyarakat.
"Kegiatan kegiatan serupa akan terus kami lakukan secara berkala baik untuk kemampuan Pawang dan Satwa, mendeteksi handak maupun mendeteksi bahan bahan berbahaya lainnya seperti narkotika dan sejenisnya," Tandasnya.
Sementara itu, sebagai tutor dalam pelatihan dan simulasi itu, Aipda Rakidi merupakan salah satu anggota Unit Penjinak Bom Gegana Sat Brimob Polda NTB memaparkan beberapa materi yang diberikan dalam latihan tersebut.
Ia menjelaskan, Satwa ini dilatih untuk mengetahui lokasi keberadaan bahan peledak. Ia mencontohkan dalam simulasi, bahwa ada terdapat handak dalam salah satu tas yang berada di salah satu ruangan. kemudian Satwa akan mendeteksi hingga mengetahui handak tersebut berada dalam salah satu tas tersebut, Satwa kemudian memasang tanda seperti bendera pada tas yang berisi handak.
Setelah mengetahui adanya handak tersebut, petugas segera melakukan tindakan dengan melakukan Koordinasi diantaranya polsek terdekat, Bhabinkamtibmas, serta unit gegana terdekat. Kemudian petugas di lokasi tersebut segera mengimbau masyarakat untuk menju ke lokasi yang aman sambil menunggu petugas gegana.
"Saat Tim Gegana tiba di lokasi, petugas segera menceritakan bahwa di dalam ruangan tersebut ada bom di dalam tas yang ada tanda bendera, maka tim gegana segera melakukan tindakan," urai Rakidi.
"Jadi evakuasi handak tersebut dilakukan tim gegana bukan oleh satwa. Satwa hanya menunjukkan titik keberadaan dari bahan ledak tersebut," jelasnya.
Bila handak tersebut dicurigai akan meledak atau berbahaya, maka tas tersebut akan ditarik dengan tali ke lokasi terbuka dan aman untuk selanjutnya dilakukan tindakan tertentu oleh tim gegana.
"Latihan seperti ini tentu tidak bisa dilakukan satu kali terutama pada satwa, latihan bagi satwa untuk dapat mendeteksi adanya handak di sekitarnya harus sering dilakukan," Tutupnya. (Red)
0 Komentar