Lombok Tengah (postkotantb.com) - Keberadaan Rumah Sakit Mandalika di wilayah Sengkol Pujut Lombok tengah semakin tampil prima dalam 2 tahun terakhir sejak mulai beroperasi.
Komposisi Dokter lengkap, begitupun jumlah tenaga medis, fasilitas kesehatan (faskes), ketersediaan ruang inap hingga inovasi pelayanan terus berkembang.
"Alhamdulillah, sejak juli 2023 kita sudah bisa melayani pasien hasil kerjasama dengan BPJS kesehatan," kata Dokter Rolandra Gistennang Kepala Bidang Pelayanan wakili Direktur RS Mandalika, selasa (06/9/2023).
Rolandra mengatakan, RS Mandalika sudah punya 4 dasar Dokter spesialis. Yakni Dokter spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, obgyn, dan spesialis anak.
Selain itu banyak juga Dokter spesialis penunjang yang buka praktik seperti spesialis raboratorium, paru, ortopedi, anastesi, gigi dan lainnya.
" Kami juga punya spesialis kedokteran olahraga pertama dan satu-satunya di NTB khususnya untuk melayani kebutuhan kesehatan sport torism di KEK Mandalika bagi para atlet dan para wisatawan yang banyak melakukan aktivitas olahraga guna mencegah cidera sampai dilakukan tindakan jika terjadi kecelakaan saat berolahraga," tuturnya.
Senada dengan harapan Dinas Kesehatan Lombok tengah, Kehadiran RS Mandalika juga sebagai solusi mencover rujukan 4 puskesmas sekitar yakni puskesmas Sengkol, Kute, Awang, dan Teruwai.
Disisi lain, Pemerintah Provinsi NTB turut menaruh atensi. Jika sudah mampu melayani masyarakat dengan baik. RS Mandalika juga harus mampu jadi penopang Even-Even internasional semacam Moto GP di KEK Mandalika.
" Mengingat RS Mandalika berada di wilayah pariwisata, kami sudah siapkan konsep medical tourism, bekerjasama dengan hotel-hotel untuk melayani pengobatan karyawan dan tamu hotel mancanegara yang sudah terkoneksi dengan asuransi internasional," imbuhnya.
Adapun yang menjadi layanan unggulan adalah trauma center dan Medìcal Check Up ( MCU ) untuk layanan penunjang radiologi foto rongsen lengkap serta adanya pemeriksaan kesehatan jiwa dan mental.
Terkait total keseluruhan jumlah kunjungan pasien ditambah dengan pasien BPJS terbilang tinggi sampai bulan ini mencapai di angka 1500 orang. Dan tidak ada persoalan berarti semisal penolakan pasien atau penelantaran. Karena SOP yang berlaku, penanganan tindakan dulu terhadap pasien darurat. Urusan administrasi belakangan. Serta dari ketersediaan bed/kamar juga maksimal.
" Antisipasi kendala pasien BPJS, kita sudah ada petugas pelaporan pengaduan, sehingga jika ada masalah cepat diatasi," tambahnya.
Diupayakan, segala kekurangan kedepan akan dipenuhi dengan tingkatkan koordinasi dan seluruh stekcholder terkait bahkan sampai kementrian. Agar alat fasilitas semakin lengkap dan Sumber Daya Manusianya terus meningkat utamanya dari sisi kuantitas . (Irsyad)
0 Komentar