Mataram (postkotantb.com)- Seminar Internasional kedirgantaraan dengan tema 'Industri Kedirgantaraan Indonesia', akhirnya digelar, Sabtu (23/09) di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Provinsi NTB.
Event yang akan berlangsung selama dua hari ini, melibatkan para pemangku dan teknokrat bidang penerbangan ini diselenggarakan oleh Dipantara Aerospace bekerjasama dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, PTDI, BRIN dan Pemprov NTB. Seminar Internasional Kedirgantaraan menghadirkan para pakar dan ahli Teknologi penerbangan baik nasional maupun internasional.
Para Pembicara yang akan menjadi narasumber antara lain, Senior Enginer IDTNS USA, Cecep Jauhari,Kepala Riset Teknologi Penerbangan BRIN, Fadilah Hasim, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Gita Amperiawan, Luftansa Technik, Jerman, Triyoga, Senior Enginer IDTNS USA, Bram Germany, Ketua IAEC, Ananta Widjaya, serta Narasumber lainnya.
Seminar ini bertujuan mendorong kembali perkembangan teknologi kedirgantaraan Indonesia, agar tumbuh atau lebih maju dibanding sebelumnya. Selain itu, seminar ini diharapkan dapat mengkonsolidasi para Expert di bidang Industri pesawat Terbang.
Khususnya yang berdiaspora di seluruh Dunia. Karena para Expert ini terbukti masih menunjukkan kepeduliannya terhadap industri penerbangan nasional. Kegiatan ini dibuka secara resmi diresmi oleh Pj Gubernur NTB, H Lalu Gita Aryadi. Event ini juga dirangkai sekaligus dengan penandatanganan MoU, antara Direktur PT Dirgantara Indonesia dengan Rektor UNU NTB.
Dalam sambutannya, Ketua Pembina Dipantara Aerospace, KH. Abdul Munim DZ, menyampaikan bahwa seminar Dirgantara di Lombok, akan merumuskan usulan Blue Print Industri Nasional khususnya dibidang industri kedirgantaraan (Pesawat Terbang), yang bisa mendorong Pertumbuhan Teknologi Kedirgantaraan Nasional.
"Hal ini dimaksud, agar proyek besar ini membawa keberkahan level nasional maupun global bagi bangsa Indonesia," ungkapnya.
Di sisi lain, semenjak diselenggarakan Aero Summit tahun 2018 hingga kini, forum Kedirgantaraan belum pernah di gelar kembali. Sehingga, seminar nasional saat ini juga untuk mengisi kekosongan tidak ada adanya Internasional Aero Summit, yang biasanya diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
"Kegiatan Seminar Kedirgantaraan yang digelar di lombok saat ini menjadi ajang untuk mempertemukan para Peracang, Produsen, Operator Penerbangan, Akademisi dan Komunitas hobi atau pencinta kedirgantaraan. Selain itu melalui seminar ini pula, maka terjalin kerja sama strategis antara UNU NTB dengan PT DI, salah satu BUMN yang secara khusus memproduksi pesawat-pesawat terbang kebanggaan Indonesia. Diantaranya CN295, CN235-220 MPA, NC212 Family, N219 dan lain-lain," paparnya.
Senada disampaikan Rektor UNU NTB, Baiq Mulianah. Ia menilai, MoU kerja sama dengan PTDI, akan mendorong UNU NTB mengembangkan program studi yang terkait dengan bidang kedirgantaraan.
"Kemajuan perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat karya anak bangsa semakin diakui oleh dunia. Salah satu teknologi yang membuat Indonesia semakin dikenal oleh dunia, adalah pesawat terbang. Banyak negara yang mulai memesan pesawat buatan Indonesia, karena memiliki desain yang multifungsi,"pujinya.
Disamping itu juga lanjut rektor, ada komitmen kerjasama antara UNU NTB dengan Indonesia Aernautic Enginering Center (IAEC), Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) wilayah Jawa Barat, Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP) BRIN.
"Desainnya yang multifungsi membuat banyak negara tertarik untuk membelinya. Ini dikarenakan pesawat buatan Indonesia bisa digunakan untuk kebutuhan militer, komersial, dan penerbangan pribadi. Tidak hanya dari sisi desainnya saja, teknologi pada pesawat terbang buatan Indonesia juga sudah menggunakan teknologi yang canggih," jelasnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur NTB, H.Lalu Gita Ariadi, dalam sambutanya PJ Gubernur menyambut baik pelaksanaan Seminar Internasional Kedirgantaraan di Lombok, NTB akan menjadi momentum kebangkitan Industri Kedirgantaraan Nasional.
"Seminar dan pameran ini memberikan potret besar bahwa masyarakat umum, pelajar, santri, akademisi, praktisi, periset, pelaku usuha, pemda masih sangat berharap bahwa Industri Penerbangan memiliki peluang besar untuk menjadi Kebanggaan Nasional dalam 1 Abad Indonesia, Indonesia Emas 2045," tutupnya.(RIN)
0 Komentar