Fanny Agustin,
Mahasiswi Hubungan Internasional FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.
Sudahkah kalian mengetahui terkait konflik yang belum lama ini terjadi disebabkan antara Armenia dan Azerbaijan?
Sebelum membahas lebih jauh, konflik Armenia-Azerbaijan merupakan konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Konflik satu ini berakar pada perselisihan wilayah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang mana di klaim oleh kedua negara tersebut.
Nagorno-Karabakh sendiri merupakan wilayah yang terletak di Azerbaijan, akan tetapi dihuni oleh mayoritas penduduk Armenia. Pada 1991, usai runtuhnya Uni Soviet, Armenia kemudian melancarkan perang melawan Azerbaijan untuk menguasai Nagorno-Karabakh. Perang ini berlangsung selama enam tahun dan berakhir dengan kemenangan Armenia.
Akibat dari perang tersebut, Nagorno-Karabakh menjadi wilayah otonomi dan dikendalikan oleh Armenia. Sayangnya, Azerbaijan justru tidak mengakui kemerdekaan Armenia atas Nagorno-Karabakh dan terus menerus menuntut wilayah tersebut untuk kembali ketangannya.
Ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan kembali meningkat disebabkan adanya aktivitas militer kedua negara di wilayah Nagorno-Karabakh. Kemudian, pada bulan September 2020 lalu, kedua negara tersebut kembali berperang yang berlangsung selama enam minggu dan berakhir dengan kemenangan Azerbaijan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel juga telah memainkan peran yang justru semakin penting dalam konflik ini. Israel memberikan bantuan berupa dukungan militer kepada Azerbaijan, termasuk juga penjualan senjata dan pelatihan militer. Tak hanya itu, Israel juga memberikan dukungan diplomatik. Termasuk didalamnya, mengakui kedaulatan Azerbaijan atas Nagorno-Karabakh.
Terdapat tiga alasan mengapa Israel terlibat dalam konflik ini selain karena Azerbaijan sebagai negara demokratis dan pro-Israel. Pertama, Israel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Azerbaijan. Sebab, Azerbaijan merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Israel, dan keduanya telah menjalin kerja sama yang kuat dalam bidang ekonomi, militer, dan keamanan.
Kedua, Israel berniat memperluas pengaruhnya di kawasan Kaukasus Selatan, karena wilayah tersebut dinilainya sangat strategis. Sehingga Israel ingin memastikan bahwa wilayah tersebut berada dalam pengaruhnya. Ketiga, Israel hendak memukul mundur Iran lantaran negara yang satu ini merupakan pendukung utama Armenia. Dengan begitu, Israel ingin melemahkan pengaruh Iran di kawasan tersebut yang mana dapat menjadi ancaman bagi Israel dan negara sekututnya sewaktu-waktu.
Sejatinya, keterlibatan Israel dalam konflik ini telah menimbulkan kontroversi. Beberapa pihak ada yang mengkritik Israel karena mendukung Azerbaijan, yang mana dianggap sebagai pihak agresif dan telah melanggar prinsip netralitas dalam konflik satu ini. Ada pihak lain juga yang berpendapat bahwasannya keterlibatan Israel justru diperlukan demi menjaga stabilitas di kawasan Kaukasus Selatan.
Belum lama, konflik ini kembali menegang pada 19 September 2023 disebabkan oleh militer Azerbaijan yang melancarkan operasi besar-besaran dan memaksa gencatan senjata. Akibat dari hal tersebut telah menewaskan kurang lebih 400 jiwa, termasuk tentara dan warga sipil. Kemudian serangan ini terus berlanjut pada Rabu, 20 September 2023, dimana pasukan Azerbaijan menggempur Nagorno-Karabakh. Meski terdapat seruan dari Rusia serta Amerika Serikat agar pertempuran tersebut segera dihentikan.
Selain hubungan erat yang dimiliki Azerbaijan dengan Israel, ia juga memiliki hubungan yang cukup erat dengan beberapa negara sekitarnya, salah satunya ialah Turki. Namun sayangnya, Turki merupakan salah satu negara yang telah lama mendukung adanya kemerdekaan atas palestina, sedangkan Azerbaijan justru membela sebaliknya.
Adanya perbedaan dukungan ini justru menjadi sumber ketegangan lainnya diantaran Azerbaijan dan Turki. Namun, keduanya telah berusaha untuk mengatasi perbedaan ini dan tetap menjalin hubungan yang tetap erat. Turki sendiri telah berusaha untuk meningkatkan hubungan kerja samanya dalam ekonomi juga militer dengan Azerbaijan. Kedua negara tersebut juga telah bekerja sama untuk mengembangkan proyek-proyek energy di kawasan Kaukasus Selatan.
Peningkatan hubungan Turki dengan Azerbaijan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Armenia. Mereka khawatir bahwa turki akan menggunakan hubungannya dengan Azerbaijan untuk menekan negaranya dalam konflik Nagorni-Karabakh.
Bagaimanapun yang terjadi, hubungan Azerbaijan dengan Turki akan tetap menjadi hubungan yang penting bagi kedua negara tersebut. Hubungan ini tidak hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi dan politik sana, akan tetapi pada hubungan sejarah serta budaya yang melekat dan mendalam diantaranya.
Berdasarkan pandangan saya, konflik keduanya merupakan hal yang cukup unik dimana Azerbaijan sebagai mayoritas muslim justru bekerja sama dengan Israel. Dan mana bahwasannya, Israel merupakan negara yang sangat dibenci oleh umat muslim semenjak konfliknya dengan palestina kian memanas belum lama ini. Konflik ini jarang diketahui oleh banyak orang sebab tertutupi perang Rusia-Ukraina dan konflik Palestina-Israel.
Pada akhirnya, peran Israel dalam konflik Armenia dan Azerbaijan akan terus menjadi kontroversi yang tak akan larut semudah itu. Israel perlu untuk berhati-hati dalam memainkan perannya agar tidak semakin memperburuk ketegangan di kawasan Kaukasus Selatan akibat perbuatannya. Israel juga harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik ini dan mencari solusi damai yang dapta diterima oleh semua pihak.(*)
0 Komentar