Breaking News

Bawaslu Loteng Atensi Sederet Temuan dan Aduan, Termasuk Laporan PSI

 

Bawaslu Loteng Atensi Sederet Temuan dan Aduan, Termasuk Laporan PSI
Fauzan Hadi Ketua Bawaslu Lombok Tengah. Foto Lalu Irsyadi/postkotantb.com
Lombok Tengah (postkotantb.com) - Pasca hari H pencoblosan tanggal 14 Februari 2024 lalu. Muncul sederet temuan dan aduan ke tangan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lombok Tengah.

Temuan dan aduan cukup variatif, beragam perkara, secara umum lebih mengarah ke Tindak Pidana Pemilu (Tipilu) sampai kendala di lapangan yang menghambat proses penyelenggaraan Pemilu.

Demikian keterangan Fauzan Hadi Ketua Bawaslu Lombok Tengah saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/02/2024).

"Laporan PSI sudah masuk pembahasan dan sudah kami register untuk diteruskan ke Sentra Gakkumdu (Penegakkan Hukum Terpadu), artinya sudah ada indikasi tipilu," ungkap  Fauzan.

Kronologi kejadian keributan versi Bawaslu yang diserap dari anggotnya di TPS 21 Penujak agak tidak jauh beda dengan yang disampaikan PSI. Bahwa ada indikasi oknum/orang yang arahkan pemilih untuk mencoblos peserta Pemilu tertentu.

Tindak lanjutnya, tergantung hasil pembahasan. Jika diperlukan keterangan saksi atau pihak terkait akan dilakukan pemanggilan.

"Laporan PSI bersamaan progresnya dengan laporan kasus di Rancak Praya, Estimasi progres penanganannya paling telat selama 14 hari kedepan, lalu barulah menetapkan status dugaan pelanggarannya," papar Fauzan.

Hal lain yang mencuat antara lain seperti di Desa Muncan ada pemilih yang tidak terdaftar di DPT manapun atau pindah memilih atau DPTB tapi bisa mencoblos dengan serahkan KTP. Meski domisili di KTP asal luar NTB 3 orang dan 2 orang dari luar Dapil. Terkait sanksinya akan dikaji lebih jauh, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Begitu juga di Lendang Ape Praya terjadi kasus agak serupa.
 
" Yang tak kalah heboh, ada persoalan kekurangan surat suara dibeberapa TPS semacam Praya timur kurang 77 surat suara, Prabarda sampai 90 an surat suara, tapi alhamdulillah tidak jadi kendala berarti karena dibantu TPS sekitar," jelasnya.

Sementara, tukas Fauzan, di Bebuak dan brinding ada TPS yang terpaksa ditunda pemilihannya karena  hujan lebat akibatkan atap terop TPS jebol dan kebanjiran.

"Ternyata pada realisasi dilapangan, keberlangsungan Pemilu cukup rumit dengan teori yang didapat saat Bimtek, yaa inilah dinamika Pemilu yang mau tidak mau harus kita jalankan," tandasnya. (Irsyad)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close