Bandung (postkotantb.com) - Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) telah meluluskan 33 peserta kelas muda di Bandung. Ke-33 lulusan angkatan pertama itu diwisuda langsung oleh Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI ) Pusat Hendry Ch Bangun, di Aula Gedung PWI Jawa Barat, Jl Wartawan II Bandung, Sabtu (10/2/2024) sore.
SJI versi baru untuk kelas muda berlangsung selama lima hari sejak Selasa (6/2/2024), diikuti oleh 33 wartawan muda yang berasal dari kabupaten/kota di seluruh Jabar selain dari Bandung sendiri.
Melalui ujian yang berlangsung dari pagi hingga menjelang sore, keseluruhan peserta dinyatakan lulus. Dari 33 lulusan, lima orang berhasil meraih nilai tertinggi, yaitu Ade Hadeli dari Koran Gala, Mulya Hermawan dari Suarasukabumi.id, Rifat dari DetikJabar, Shelly Silvisna Dahlia dari Zonabandung.com, dan Adam Sumanto dari Pasundan Ekspres.
Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, dalam sambutannya menyatakan, PWI akan mengevaluasi penyelenggaraan SJI ini ke depan. SJI menjadi prioritas program PWI di bawah kepemimpinan Hendry setelah mengalami vakum selama 5 tahun.
Dalam waktu dekat, SJI yang didirikan PWI ini akan melanjutkan kegiatan pendidikan di Malang, Jawa Timur, dan Lampung. Di Bandung sendiri, program SJI akan berlanjut dengan dua kali gelombang untuk kelas muda, dan kemudian akan ditingkatkan untuk kelas madya.
Di kalangan wartawan, SJI adalah ikon dari PWI yang sudah berjalan sejak lama. “Pada saat itu, pertama kali diadakan di Palembang tahun 2010 dengan pemberi kuliah pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk kali ini, multi tasking jurnalisme menjadi andalan silabus SJI. Termasuk berpikir kritis, berwawasan kebangsaan, dan menjaga integritas,” ungkap Hendry saat peluncuran SJI yang dibuka Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, 6 Februari lalu.
Menurut Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Mohammad Nasir, SJI merupakan program pendidikan bagi wartawan anggota PWI yang dilaksanakan secara mobile (keliling) dari provinsi ke provinsi. Tujuannya, untuk mendekatkan SJI dengan para wartawan yang membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan jurnalisme terbaru, dengan mempertajam multi-tasking, integritas, kebangsaan, dan critical thinking.
Sementara itu, Direktur SJI Ahmed Kurnia, menambahkan tentang proses rekrutmen untuk pengajar SJI yang dipilih adalah para wartawan senior yang memiliki jam terbang tinggi. “Selain punya pengalaman, mereka juga punya wisdom yang bisa dibagikan kepada wartawan muda,” katanya.
Pada kesempatan terpisah Zarman Syah, pengajar SJI yang juga peneliti di lembaga internasional UNITAR (United Nation Training and Research) mengatakan, kehadiran SJI sudah tepat pada zamannya.
“Sekarang ini ada ancaman terhadap profesionalisme wartawan dengan kehadiran mesin pintar AI. Maka tidak bisa dielakkan lagi kemampuan dan pengetahuan serta keterampilan wartawan harus terus-menerus ditingkatkan,” kata Zarman. (Red)
0 Komentar