 |
| Ketua APH Senggigi, Suhermanto. |
Mataram (postkotantb.com)- Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi, Suhermanto, ikut menyoroti persoalan krisis air bersih yang terjadi di kawasan Gili Tramena, Pemenang, Lombok Utara. Khususnya di Gili Trawangan dan Gili Meno.
Untuk diketahui, Gili Meno mengalami krisis air bersih sejak sebulan yang lalu. Pasca PT BAL selaku pihak ketiga berhenti beroperasi akibat tersandung persoalan hukum.
Sedangkan Gili Trawangan, krisis air bersih disebabkan PT TCN selaku pihak ketiga, menghentikan aktivitas sejak sepekan lalu.
"Krisis air bersih di dua gili harus segera ditangani serius oleh pemerintah," kritik Herman sapaannya, usai menghadiri acara silaturahmi GIPI NTB di Hotel Lombok Raya Mataram, Rabu (26/06).
Tramena menurutnya, masih menempati posisi pertama dan menjadi primadonanya Pulau Lombok, di banding destinasi wisata Mandalika, Lombok Tengah (Loteng).
Sebab, Tramena bisa mempromosikan destinasi wisata secara swadaya, serta didukung oleh fasilitas para pemilik hotel, tanpa difasilitasi pemerintah provinsi NTB.
Krisis air bersih menjadi persoalan yang serius dan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para pengusaha hotel.
Ini terbukti dengan banyaknya hotel di Gili Trawangan dan Gili Meno yang terpaksa menutup sementara usahanya dan menolak kedatangan tamu. Padahal saat ini menjelang high season.
Kondisi tersebut juga berimbas terhadap menurunnya jumlah wisatawan di kawasan Senggigi. "Persoalan ini juga bisa menjadi bumerang yang sangat luar biasa buat pariwisata NTB, bukan cuman Tramena saja," keluhnya
Jika pemerintah daerah tidak segera mengambil tindakan, ia khawatir, sektor pariwisata NTB, khususnya Pulau Lombok akan kembali mengalami kemunduran.
"Karena, apa sudah kita upayakan bertahun-tahun akan hancur, seiring dengan peristiwa Gempa, Korona," tandasnya.(RIN)
0 Komentar