Banjarmasin (postkotantb.com) - BERKUNJUNG ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, rasanya tak lengkap tanpa menyempatkan diri untuk berziarah ke Makam Abah Sekumpul yang berada di Kelurahan Tanjung Rema, Kabupaten Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kunjungan ini tak direncanakan, dimulai dari sarapan di Hotel Pop Banjarmasin, tempat kontingen Porwanas diinapkan. Tiba-tiba, Sekretaris PWI mengabarkan bahwa Ketua PWI akan berziarah ke Makam Abah Sekumpul, dan kami pun ikut serta dalam rombongan yang terdiri dari Ulun (saya bahasa Banjar) penulis, Azrul Azwar, Aminuddin bersama istri Rini Haryani, serta Nasrudin Zein dan istri.
Setelah hampir satu jam perjalanan, kami tiba di lokasi yang ramai dikunjungi para peziarah. Setiap orang yang datang memiliki niat dan harapan berbeda-beda.
Para peziarah sedang berdoa di sekitar Makam Abah Sekumpul. |
Ada yang berharap mendapatkan berkah dari ulama, ada yang berdoa untuk kesuksesan dunia akhirat, dan bahkan ada yang memiliki niat unik untuk keharmonisan rumah tangga. “Doa saya hanya satu, semoga istri tidak cerewet,” ungkap salah seorang peziarah.
Sayangnya, kami tidak dapat langsung mendekati makam Abah Sekumpul, karena sedang dalam proses pemugaran. “Makam Tuan Guru Sekumpul ditutup sejak pandemi Covid-19 tahun 2019. Area pemakaman ditutup, sehingga peziarah berdoa di musala sebelah,” ujar H Andi, seorang penduduk setempat. Meskipun tidak berada di lokasi pemakaman, para peziarah tetap khusyuk berdoa dan membaca ayat-ayat suci.
Para peziarah yang datang ke Makam Abah Sekumpul tidak hanya berasal dari Kalimantan Selatan, tetapi juga dari berbagai daerah di Nusantara. Terutama pada dua malam khusus, yakni Maulid Habsi dan Maulid Dalam, yang jatuh pada malam Jumat. Pada dua malam tersebut, ribuan jamaah tumpah ruah mengikuti pengajian yang dipimpin oleh putra Abah Sekumpul, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. “Kedua putra ini yang meneruskan ajaran Abah Sekumpul,” tambah H Andi yang sering berkunjung ke Lombok.
Di sekitar area makam, para peziarah tak perlu khawatir memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terdapat kios-kios yang menyediakan berbagai keperluan dan suvenir.
Ekonomi di sekitar area Makam Abah Sekumpul pun terlihat hidup. Bagi pecinta batu akik, terdapat juga toko-toko yang menjual cincin batu akik Martapura dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu.
Abah Sekumpul, atau yang dikenal juga sebagai Guru Sekumpul, adalah nama panggilan KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, seorang ulama besar dari Kalimantan Selatan yang sangat dihormati.
Lahir pada 11 Februari 1942 di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kalimantan Selatan, Abah Sekumpul dikenal memiliki kecerdasan tinggi dalam ilmu agama. Beliau belajar dari berbagai ulama terkemuka di Kalimantan Selatan dan luar daerah, yang menjadikannya tokoh spiritual yang kharismatik.
Para pedagang sekitar jalan menuju makam Abah Sekumpul. |
Kharisma dan keilmuan Abah Sekumpul mampu menarik ribuan jamaah untuk datang dan belajar darinya. Majelis pengajian yang dipimpinnya selalu dipenuhi oleh jamaah dari berbagai daerah bahkan hingga luar negeri. Meskipun memiliki banyak karomah, Abah Sekumpul selalu menekankan pentingnya tawadhu dan menghindari ketenaran.
Abah Sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005, namun pengaruh dan ajaran beliau masih sangat kuat di kalangan umat Islam, terutama di Kalimantan Selatan. Haul Abah Sekumpul yang diadakan setiap tahun selalu dihadiri oleh ratusan ribu hingga jutaan orang, menunjukkan betapa besar cinta dan penghormatan masyarakat terhadap beliau. (HAS/Red)
0 Komentar