Gubernur NTB Periode 2018-2023 Zulkieflimansyah saat meluncurkan fasilitas VVIP Untuk Pekerja Migran di Bandara BIZAM pada 2022 yang lalu. Dok. Pemprov |
Mataram (postkotantb.com) - Dalam upaya meningkatkan perlindungan bagi buruh migran, program Rumah AMAN yang diinisiasi oleh pasangan calon Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Suhaili Fadhil Thohir (Zul-Uhel) semakin mendapatkan dukungan.
Program ini dinilai sebagai langkah nyata yang sangat berpihak kepada buruh migran, terutama dalam menyediakan tempat yang aman bagi mereka yang menjadi korban perdagangan manusia (TPPO) dan berbagai bentuk eksploitasi.
Salah satu suara dukungan datang dari Firman Siddik, seorang aktivis yang aktif dalam Advokasi Buruh Migran Indonesia.
Menurutnya, keberadaan Rumah AMAN di NTB akan memberikan solusi konkret terhadap masalah penampungan yang selama ini dihadapi oleh para buruh migran.
“Kalau menurut saya bagus sekali, karena seperti di Lombok Timur sudah ada Rumah AMAN, tapi itu khusus untuk anak-anak. Saya mendukung sekali jika dibangun Rumah AMAN secara keseluruhan di NTB, karena kita tidak punya penampungan untuk buruh migran yang jadi korban,” ujar Firman.
Ia juga menambahkan, pentingnya memperluas cakupan Rumah AMAN untuk mencakup semua kelompok rentan, khususnya buruh migran yang seringkali menjadi korban TPPO. Dengan begitu, NTB akan menjadi provinsi yang lebih ramah terhadap warganya yang bekerja di luar negeri.
Dukungan dari para aktivis buruh migran ini mempertegas pentingnya kehadiran Rumah AMAN yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara, tetapi juga sebagai pusat pemulihan bagi para korban.
Program ini sejalan dengan komitmen Zul-Uhel untuk menjadikan NTB sebagai provinsi yang selalu mengutamakan kesejahteraan dan perlindungan bagi seluruh warganya, termasuk para buruh migran yang seringkali terpinggirkan.
Dengan adanya Rumah AMAN di setiap kabupaten/kota, buruh migran tidak lagi perlu khawatir ketika menghadapi situasi sulit. Ini menjadi langkah progresif yang diharapkan dapat diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Sebelumnya pada masa kepemimpinan Bang Zul sebagai Gubernur NTB, meluncurkan fasilitas mewah (VVIP) bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) berupa lounge dan fasilitas helpdesk serta jalur khusus keimigrasian di bandara Zainuddin Abdul Majid (BIZAM) pada 2022 yang lalu.
"Bukan semata penghargaan tapi benar benar memperlakukan para pekerja migran sebagai pahlawan (devisa) sebenarnya", tegas Bang Zul saat itu.
Ia menyebutkan sebagai penyumbang devisa, ia berharap sisi sosial kemanusiaan para pekerja migran tetap terjaga karena sejak awal banyak pula tenaga kerja migran yang terpaksa bekerja keluar negeri dengan berbagai motif ekonomi meninggalkan keluarga.
BACA JUGA : Video Spanduk Iqbal-Dinda Ditolak di Asrama Bima, Mahasiswa : Kami Belum Pernah Kenal Wajah Umi Dinda
Untuk itu, pelayanan kemanusiaan yang dimaksud pemerintah provinsi menawarkan moratorium pengiriman bagi perusahaan perusahaan penempatan terutama Malaysia yang tidak membolehkan para pekerja membawa serta keluarga seperti istri, suami dan anak.
Pemprov juga telah memberangkatkan PMI dengan zero cost atau tanpa biaya sesuai aturan ILO. "Pekerjaan rumah kita adalah memberantas sindikat pekerja ilegal", jelasnya.
Fasilitas VVIP bagi PMI ini adalah satu dari lima yang ada di bandara Polonia, Juanda, Semarang dan Ngurah Rai.
Seperti dikatakan Kepala BP2MI, Benny Ramdhani, NTB sebagai daerah kedua se Indonesia dalam pengiriman PMI angka saat ini mencapai 9 juta orang pekerja diluar negeri dengan pendapatan devisa 159,6 triliun pertahun.
Ia berharap, fasilitas VVIP ini akan memberikan pelayanan yang cepat, mudah dan murah sebagai fasilitas istimewa bagi PMI. (Saprin)
0 Komentar