Breaking News

Catatan Pilkada NTB : Mengulik Pernyataan TGB Zainul Majdi yang Berdampak Negatif Terhadap Elektabilitas Paslon Rohmi-Firin

 


Lalu Nawang Jagad
Mahasiswa semester III,jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam/KPI, Fakultas Dakwah ,Universitas Islam Negeri Mataram.


Mataram, (postkotantb.com) - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di seluruh wilayah Indonesia 2024 telah usai. Mengulik kembali pada proses menuju Pemilihan Gurbernur dan Wakil Gurbernur NTB. Penulis (Lalu Nawang Jagad-red) akan mencoba melakukan analisis penyebab dari kekalahan salah satu pasangan calon Gurbernur dan Wakil Gurbernur Dr.Hj.Sitti Rohmi Jallilah dan Musyafirin (Rohmi-Firin).

Dapat diurai, beberapa saat yang lalu sedang ramai disebabkan oleh berbagai isu politik dengan keadaan suasana Pilkada di setiap provinsi. Salah satu yang menjadi sorotan isu politik di faerah provinsi NTB ialah pernyataan TGB Zainul Majdi seorang tokoh ulama masyarakat yang juga mantan Gurbernur NTB dua periode tahun 2008 hingga 2018. TGB yang juga memimpin organisasi islam NW di NTB tersebut cukup memiliki pengaruh terhadap politik di NTB.

Telah tersebar luas pernyataan TGB di berbagai media berupa video pada tanggal (23/11/2024) yang menyatakan, bahwa beliau mendukung dan memilih paslon no 02 “saya memilih nomor 2, Dr. Zulkieflimansyah.” Ujar TGB dikutip dari salah satu laman channel youtube.

Selain beliau menyatakan dukungan untuk pasangan calon 02, ia juga sedikit mendeskripsikan bahwa Dr. Zulkieflimansyah ialah orang yang mampu menyampaikan pandangannya tanpa memojokan atau menghina pihak lain dan begitu mengapresiasi berbagai orang yang terlibat dalam pembangunan NTB tanpa merasa lebih hebat dari yang lain.

Melalui pernyataan tersebut, TGB menganggap bahwa Dr. Zulkieflimansyah-lah yang semestinya dan sepantasnya untuk memimpin NTB di posisi NTB 1 (Gurbernur).

Di balik dukungan TGB, ternyata ada dampak negatif yang harus dialami oleh kakak kandungnya sendiri yaitu Rohmi sebagai rival politik dari Dr. Zulkieflimansyah.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) memberikan data survei pada 8 november dipimpin oleh Lalu Muhamad Iqbal paslon 03 dengan survey 33,5 persen lalu disusul oleh Rohmi paslon 01 mendapatkan 27,1 persen lebih tinggi dibanding dengan Dr. Zulkieflimansyah paslon 02 hanya 22 persen.

Perbandingan jauh ini menunjukan bahwa Rohmi lebih unggul untuk memimpin NTB dibanding Dr. Zulkieflimansyah. Namun dengan adanya pernyataan dukungan TGB kepada Dr. Zul berdampak pada menurunnya elektabilitas dari pasangan Rohmi-Firin tersebut.

Ketidak berpihakan TGB inilah sepertinya menyebabkan pergeseran massa pendukung Rohmi kemudian berpindah ke antara calon yang lain. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan TGB ialah seorang politisi sekaligus tokoh ulama yang memiliki banyak pendukung di NTB, sehingga berbagai keputusan yang dibuat mempengaruhi keputusan-keputusan poilitik yang ada di daerah NTB.

Maka apabila TGB menyatakan secara jelas bahwa tidak mendukung Rohmi memberikan respon public tentu akan melemahkan elektabilitas dan loyalitas para pendukung Rohmi maupun pendukung TGB yang memilih Rohmi sebagai calon pemimpinnya.

Alasan mengapa TGB tidak mendukung saudara kandungnya sendiri mungkin disebabkan kepentingan politik. TGB ingin mencari aliansi politik yang lebih kuat dan menguntungkan baginya. Atau bisa saja dengan motif ingin melanjutkan kerjasama yang memang sudah dijalin sebelumnya bersama Dr.Zulkieflimansyah.

Mengingat pilkada 2019 Dr.Zul juga sempat memenangkan pemilihan Gurbenur pada periode tersebut dan TGB dengan antusias memberikan dukungannya untuk turut memenangkan Dr.Zulkieflimansyah bersama wakilnya yaitu Rohmi.

Kemudian hal ini bisa dijadikan alasan dukungan kembali untuk Dr.Zulkieflimansyah dari TGB yang mungkin memiliki tujuan agar program-program gurbernur pada periode lalu dapat terealisasikan kembali sehingga kesejahteraan dan kemajuan di NTB meningkat lebih optimal. (Irs)

0 Komentar

Posting Komentar
Mulya Residence

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close