Breaking News

Lestarikan Alam, Mahasiswa B3KL IAIQH Bagu gelar Gerakan Serentak Penghijauan

(Dokumentasi) pelaksanaan Program Gerakan Serentak Penghijauan di Desa Aik Berik, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) di wisata River Tubing, Dusun Selak Aik Bawak, Minggu (10/08/25).


Lombok Tengah (postkotantb.com)- Belajar Berkarya Berbasis Kerja Lapangan (B3KL) Institut Agama Islam Qomarul Huda (IAIQH) Bagu menyelenggarakan program Gerakan Serentak Penghijauan di Desa Aik Berik, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) sebagai wujud kepedulian terhadap alam. Kegiatan ini dilaksanakan di wisata River Tubing, Dusun Selak Aik Bawak, Minggu (10/08/25).

Gerakan ini mengangkat tema, 'Pelestarian Alam Dalam Bingkai Bingkai Pengabdian'. Desa Aik Berik ini menjadi wilayah penyumbang mata air di Loteng, selain dikenal sebagai desa wisata. Hadir dalam kesempatan tersebut, Dirut PDAM Loteng, Bambang Supratomo S. Ip, Kepala Desa Aik Berik, Irindia, DPL B3KL, IAIQH Bagu Ratnawati, M. Ag.

Hadir pula Sukriadi Rahman, S. Pd., Kepala Dusun se Desa Aik Berik, Kepala Pokdarwis, Mahasiswa B3KL AIQH Bagu Kelompok 11 Desa Aik Berik, Mahasiswa KKN-UNW, tokoh masyarakat, agama, dan  tokoh adat Dusun Selak Aik Bawak.

Kepala Desa Aik Berik, Irindia, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dapat menyaksikan Mahasiswa KKN IAIQH Bagu yang telah menyelenggarakan program penghijauan tersebut. Karena tidak hanya sebatas kepedulian terhadap alam, program ini juga sebagai bagian dari upaya menjaga kelangsungan ekosistem.

"Saya bersyukur, adek-adek B3KL IAIQH Bagu telah membantu dan mengabdikan diri sebagai bentuk kepedulian terhadap Alam," ungkapnya. 

Ketua B3KL IAIQH Bagu, Lalu Rudi Purnama menuturkan, Gerakan Serentak Penghijauan ini sebagai langkah awal untuk terus melakukan penanaman serta perawatan. Desa tersebut menurutnya merupakan bagian dari paru-paru daerah Loteng. Sehingga kegiatan ini tidak hanya diselenggarakan sebatas seremonial.

"Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Sehingga nanti setelah selesai dari program ini bisa ditemukan kembali oleh generasi selanjutnya. Sebagaimana yang kita ketahui bersama waktu terbaik untuk kita menanam adalah 20 tahun yang lalu, dan waktu terbaik kedua adalah sekarang," jelas bung Rudi, sapaannya. 

Ia berpesan agar pemuda khususnya mahasiswa perlu memperhatikan keadaan alam sekitar, terutama desa-desa yang berpotensi untuk menjadi desa wisata. Supaya ke depan kehadiran mahasiswa IAIQH Bagu ini dapat dinilai sebagai contoh kepedulian terhadap alam. 


Pewarta: Syafrin Salam.
 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close