Dalam dunia pergerakan, ada satu pelajaran mendasar yang tidak boleh dilupakan, sebuah program rakyat hanya akan hidup dan berdenyut jika dipegang oleh orang yang tepat. Gagasan sehebat apapun, konsep semegah apapun, akan runtuh jika dieksekusi oleh tangan yang salah.
Itulah mengapa penunjukan Dr. H. Ahsanul Khalik, S.Sos., MH sebagai Komandan Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Gubernur NTB, Dr. L. Muhammad Ikbal, patut kita sambut sebagai langkah politik yang tepat, dan progresif.
Karena Ini bukan sekadar penempatan jabatan administratif, ini adalah keputusan strategis, menempatkan seorang birokrat petarung di garis depan sebuah program yang menyentuh langsung hajat hidup rakyat kecil, anak-anak sekolah yang berhak mendapatkan gizi layak.
Dr. Ahsanul Khalik bukanlah birokrat karbitan yang lahir dari kenyamanan kursi empuk. Ia dibentuk oleh lapangan, oleh kerja kerja keras, oleh interaksi langsung dengan rakyat. Karakter birokrasinya ditempa dalam situasi yang menuntut ketegasan, kesabaran, dan keluwesan. Loyalitasnya bukan pada sosok pimpinan semata, tapi pada amanah jabatan yang bermuara pada kepentingan rakyat.
Dengan siapapun ia bekerja, ia menampilkan loyalitas penuh. Ini bukan loyalitas buta, melainkan loyalitas berbasis integritas yang dalam dunia pergerakan kita kenal sebagai loyalitas ide dan tujuan, bukan loyalitas individu. Dr. Ahsanul Khalik adalah akumulasi dari kerja panjang dan konsistensi yang jarang dimiliki birokrat pada umumnya. Daftar penghargaan yang ia raih menjadi bukti, bukan sekadar cangkokan.
Seperti; Satya Lencana Seroja Timor Timur (Presiden RI, 1991) , - simbol keberanian dan dedikasi di daerah konflik; Satya Lencana Karya Satya X (Presiden RI, 2009) – pengakuan resmi atas satu dekade pengabdian; Anubhawa Sasana Desa (2010 & 2012, Kemenkumham RI).
Kemudian pembina kelurahan sadar hukum yang memperkuat basis sosial; Camat Terbaik se-NTB (Gubernur NTB, 2011); Pembina Posyandu Terbaik (Pemkot Mataram, 2013); Pembina Taruna Siaga Bencana Terbaik (Kemensos RI, 2019); Satyalancana Karya Satya XX Tahun (Presiden RI, 2020).
Di bawah komandonya juga, Dinas Sosial NTB mencetak sejarah: Nilai tertinggi keterbukaan informasi publik (Komisi Informasi); Nilai tertinggi pelayanan publik (Ombudsman RI); Satu-satunya Dinas Sosial se-Indonesia yang meraih Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Terbaik 2024 (Kemenpan-RB); Pelaksana SPM bidang sosial terbaik (Dirjen Bangda Kemendagri); Pembina Tagana Terbaik (Menteri Sosial RI, 2019 & 2023).
Sederet prestasi dan penghargaan di atas membuktikan bahwa ia tidak hanya mampu memimpin, tapi juga menciptakan standar baru dalam pelayanan publik.
MBG sebagai Agenda Perubahan dan Keniscayaan.
Bagi aktivis pergerakan, program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program konsumsi. Namun ini adalah keniscayaan dalam bernegara sebagai agenda strategis untuk memutus mata rantai kemiskinan struktural melalui intervensi gizi di usia sekolah. Kita tahu, anak yang bergizi baik akan lebih fokus belajar, lebih sehat, dan memiliki peluang lebih besar untuk lepas dari lingkaran kemiskinan.
Namun, keberhasilan MBG sangat bergantung pada eksekutor. Di tangan yang tepat, MBG akan menjadi alat perubahan sosial. Di tangan yang salah, ia akan menjadi proyek seremonial yang berhenti pada spanduk dan laporan kegiatan.
Menempatkan Dr. Ahsanul Khalik di posisi Satgas MBG adalah penegasan bahwa Gubernur NTB tidak main-main. Ia memilih seorang pemimpin yang terbukti mampu bekerja dengan disiplin, sensitivitas sosial, dan kapasitas manajerial birokrat yang kuat.
Kita tidak naif, dunia birokrasi penuh intrik dan kalkulasi politik. Namun, dalam kasus ini, keputusan politik justru berpihak pada rakyat. Bagi kita yang berada di jalur pergerakan, inilah momentum untuk mengawal agar MBG berjalan tanpa cawe-cawe, tepat sasaran, dan berdampak nyata.
Karena pada akhirnya, keberhasilan MBG akan menjadi cermin bahwa politik bisa berpihak pada kepentingan rakyat jika dijalankan dengan keberanian memilih orang yang tepat. Dalam bahasa pergerakan, kita percaya, 'Kemenangan rakyat dimulai dari keberanian memilih komandan yang tepat untuk memimpin barisan'.
Dan kini Dr. H. Ahsanul Khalik adalah komandan Satgas itu, Penulis mengucapkan selamat bekerja, seperti biasanya tetaplah persembahkan yang terbaik dalam menjalankan tugas berat ini untuk memastikan program negara ini sukses, karena program MBG ini adalah keniscayaan sebagai tangga menuju Indonesia emas.
Itulah mengapa penunjukan Dr. H. Ahsanul Khalik, S.Sos., MH sebagai Komandan Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Gubernur NTB, Dr. L. Muhammad Ikbal, patut kita sambut sebagai langkah politik yang tepat, dan progresif.
Karena Ini bukan sekadar penempatan jabatan administratif, ini adalah keputusan strategis, menempatkan seorang birokrat petarung di garis depan sebuah program yang menyentuh langsung hajat hidup rakyat kecil, anak-anak sekolah yang berhak mendapatkan gizi layak.
Dr. Ahsanul Khalik bukanlah birokrat karbitan yang lahir dari kenyamanan kursi empuk. Ia dibentuk oleh lapangan, oleh kerja kerja keras, oleh interaksi langsung dengan rakyat. Karakter birokrasinya ditempa dalam situasi yang menuntut ketegasan, kesabaran, dan keluwesan. Loyalitasnya bukan pada sosok pimpinan semata, tapi pada amanah jabatan yang bermuara pada kepentingan rakyat.
Dengan siapapun ia bekerja, ia menampilkan loyalitas penuh. Ini bukan loyalitas buta, melainkan loyalitas berbasis integritas yang dalam dunia pergerakan kita kenal sebagai loyalitas ide dan tujuan, bukan loyalitas individu. Dr. Ahsanul Khalik adalah akumulasi dari kerja panjang dan konsistensi yang jarang dimiliki birokrat pada umumnya. Daftar penghargaan yang ia raih menjadi bukti, bukan sekadar cangkokan.
Seperti; Satya Lencana Seroja Timor Timur (Presiden RI, 1991) , - simbol keberanian dan dedikasi di daerah konflik; Satya Lencana Karya Satya X (Presiden RI, 2009) – pengakuan resmi atas satu dekade pengabdian; Anubhawa Sasana Desa (2010 & 2012, Kemenkumham RI).
Kemudian pembina kelurahan sadar hukum yang memperkuat basis sosial; Camat Terbaik se-NTB (Gubernur NTB, 2011); Pembina Posyandu Terbaik (Pemkot Mataram, 2013); Pembina Taruna Siaga Bencana Terbaik (Kemensos RI, 2019); Satyalancana Karya Satya XX Tahun (Presiden RI, 2020).
Di bawah komandonya juga, Dinas Sosial NTB mencetak sejarah: Nilai tertinggi keterbukaan informasi publik (Komisi Informasi); Nilai tertinggi pelayanan publik (Ombudsman RI); Satu-satunya Dinas Sosial se-Indonesia yang meraih Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Terbaik 2024 (Kemenpan-RB); Pelaksana SPM bidang sosial terbaik (Dirjen Bangda Kemendagri); Pembina Tagana Terbaik (Menteri Sosial RI, 2019 & 2023).
Sederet prestasi dan penghargaan di atas membuktikan bahwa ia tidak hanya mampu memimpin, tapi juga menciptakan standar baru dalam pelayanan publik.
MBG sebagai Agenda Perubahan dan Keniscayaan.
Bagi aktivis pergerakan, program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program konsumsi. Namun ini adalah keniscayaan dalam bernegara sebagai agenda strategis untuk memutus mata rantai kemiskinan struktural melalui intervensi gizi di usia sekolah. Kita tahu, anak yang bergizi baik akan lebih fokus belajar, lebih sehat, dan memiliki peluang lebih besar untuk lepas dari lingkaran kemiskinan.
Namun, keberhasilan MBG sangat bergantung pada eksekutor. Di tangan yang tepat, MBG akan menjadi alat perubahan sosial. Di tangan yang salah, ia akan menjadi proyek seremonial yang berhenti pada spanduk dan laporan kegiatan.
Menempatkan Dr. Ahsanul Khalik di posisi Satgas MBG adalah penegasan bahwa Gubernur NTB tidak main-main. Ia memilih seorang pemimpin yang terbukti mampu bekerja dengan disiplin, sensitivitas sosial, dan kapasitas manajerial birokrat yang kuat.
Kita tidak naif, dunia birokrasi penuh intrik dan kalkulasi politik. Namun, dalam kasus ini, keputusan politik justru berpihak pada rakyat. Bagi kita yang berada di jalur pergerakan, inilah momentum untuk mengawal agar MBG berjalan tanpa cawe-cawe, tepat sasaran, dan berdampak nyata.
Karena pada akhirnya, keberhasilan MBG akan menjadi cermin bahwa politik bisa berpihak pada kepentingan rakyat jika dijalankan dengan keberanian memilih orang yang tepat. Dalam bahasa pergerakan, kita percaya, 'Kemenangan rakyat dimulai dari keberanian memilih komandan yang tepat untuk memimpin barisan'.
Dan kini Dr. H. Ahsanul Khalik adalah komandan Satgas itu, Penulis mengucapkan selamat bekerja, seperti biasanya tetaplah persembahkan yang terbaik dalam menjalankan tugas berat ini untuk memastikan program negara ini sukses, karena program MBG ini adalah keniscayaan sebagai tangga menuju Indonesia emas.
0 Komentar